Masa new normal saat pandemi COVID-19 menjadi tantangan baru dalan dunia kerja. Human and Resources (HR) dalam perusahaan dan karyawan harus beradaptasi dengan tatanan sistem kerja yang baru, yakni dengan penerapan protokol kesehatan.
Pakar Psikologi dan Dosen Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Unair Dimas Aryo Wicaksono berpendapat, jika terdapat perubahan yang harus dilakukan oleh perusahaan dan karyawan. Yakni saling berkomitmen dalam hal perekonomian dan kesehatan.
"Masa new normal menjadi tantangan baru bagi perusahaan dan karyawan untuk saling peduli terutama dalam masalah kesehatan," kata Aryo sapaan akrabnya, Selasa (23/6/2020).
Aryo mengatakan perusahaan dituntut bisa menyeimbangkan antara perekonomian perusahaan dengan kesehatan karyawan. Adanya keseimbangan itu dalam jangka panjang mampu bertahan dalam krisis saat pandemi COVID-19.
Selain perusahaan, karyawan juga dituntut lebih adaptasi dengan perubahan seperti pengembangan skill teknologi dan disiplin kesehatan. Menurutnya, kesehatan karyawan tidak hanya kerkutat pada masalah fisik, tetapi kesehatan mental.
"SDM bagi perusahaan adalah aset berharga yang harus dijaga dan menjadikannya mereka dapat terjamin dengan sebuah komitmen," ujarnya.
Tonton video 'Ma'ruf Amin: Pemerintah Sangat Serius Kaji Penerapan New Normal':
Koordinator Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas, Gancar Candra Premananto menilai new normal merupakan masa mengubah kesadaran. Menurutnya, perubahan dalam dunia kerja akan memunculkan penyesuaian baru. Seperti cuti.
"Bahkan kita akan melihat penyesuaian baru seperti cuti akan muncul cuti karena flu," kata dia.
Perusahaan pun harus memikirkan jangka panjang di masa new normal ini. Sebab, perusahaan yang tidak dapat berubah dan berinovasi akan hancur secara perlahan.
"Nilai siap untuk berevolusi harus diterapkan sejak dini pada perusahaan dan karyawan. Pemetaan karyawan pada saat ini menjadi alternatif bagi sebuah perusahaan untuk tetap menjalankan roda perekonomian," jelasnya.
WFH yang dianjurkan oleh pemerintah pun menjadi tantangan baru oleh perusahaan untuk lebih tanggap terhadap teknologi dan kebiasaan kerja. Secara tidak langsung, WFH telah mengubah jam kerja secara lebih fleksibel secara tempat maupun waktu.
"Saya memperkirakan protokol kesehatan dan kemampuan teknologi menjadi tolak ukur baru pada masa new normal bahkan secara jangka panjang pada dunia kerja," pungkasnya.