.webp)
Hari ini merupakan hari terakhir penerapan masa transisi new normal di Surabaya. Kepala Satpol PP Surabaya Eddy Christijanto menegaskan, Perwali Nomor 28 Tahun 2020 belum dicabut dan pelanggaran banyak terjadi di warkop serta pasar.
"Perwali yang 28 itu, Perwali tatanan kehidupan normal baru. Jadi artinya, selama Perwali itu belum dicabut, akan kami terapkan pada seluruh sektor kegiatan di 12 bidang di Kota Surabaya," kata Eddy saat ditemui di Kantor Satpol PP, Senin (22/6/2020).
"Jadi, sepanjang Perwali tak dicabut akan terus kami lakukan penegakan pelaksanaan Perwali itu. Kita juga belum tahu juga pandemi ini sampai kapan," lanjutnya.
Maka, lanjut Eddy, indikatornya ada dari hasil tim tracing dan tim kuratif pemkot. Di mana setiap hari masih ada tambahan dari hasil swab. Karena itu, Satpol PP terus melakukan penegakan sesuai Perwali Nomor 28 Tahun 2020.
Saat ini, sektor yang sudah berjalan normal yakni mal. Sebab, dari penilaian petugas penindakan, kecil kemungkinan adanya pelanggaran.
"Mal itu hasil penilaian kami hampir tidak ada pelanggaran, terkait dengan pelaksanaan protokol kesehatan. Karena mungkin masyarakatnya, mungkin SDM-nya bagus," jelasnya.
Selain itu ada pula kafe dan resto yang sudah berjalan normal. Namun masih ada sedikit pelanggaran yang ditemukan.
"Ada pelanggaran tapi gak banyak, di bawah 10 persen. Lah yang masih banyak pelanggaran terkait tempat usaha ini adalah warung kopi, terus pasar," imbuhnya.
Sedangkan Rekreasi Hiburan Umum (RHU), Eddy menilai relatif bagus. Sebab, RHU di Surabaya sudah menyiapkan protokol kesehatan. Seperti wastafel, hand sanitizer hingga terdapat satgas yang mengurus.
"Kalau di hall juga ada jaga jarak, pakai masker, cuman ketika di dalam gedung VIP kita gak tau. Tapi pas kita cek bagus, tapi setelah kita lepas lah kita gak tau, kalau di hall jaga jarak," pungkasnya.
