Aktivis karang taruna Kecamatan Lekok Nur Kholis mengatakan perilaku tersebut salah satunya karena tidak adanya sarana dan prasarana seperti tempat pembuangan sampah dan tempat pembuangan akhir sampah di wilayah ini.
"Warga membuang sampah ke sungai karena tidak ada tempat. Bingung sampah mau dibuang ke mana," kata Kholis saat berbincang dengan detikcom, Senin (22/6/2020).
Menurut Kholis, di wilayah Lekok tidak ada tempat pembuangan sampah (TPS), apalagi tempat pembuangan akhir (TPA). Jika sarana dan prasarana terpenuhi, kebiasaan warga pelan-pelan bisa diubah.
"Hambatannya itu sarana prasarana," ungkap Kholis.
Kholis mengatakan pihaknya telah mencoba membicarakan permasalahan sampah dengan pemerintah desa. Namun upaya itu terbentur banyak kendala.
"Dulu kita pernah ajukan ke desa, bilang gimana ini ada problem sampah. Kami siap membantu. Tapi mereka kebingungan soal lahan (kalau mau bangun TPS). Ya udah, terhenti pembahasannya," ungkapnya.
Yusuf, warga sekitar berharap sungai tersebut bisa kembali bersih. Menurutnya warga sangat membutuhkan TPS.
"Dulu bisa mandi, mencuci dan lainnya. Sekarang sungai isinya kasur, televisi, celetong (kotoran sapi) ada," ungkapnya. (iwd/iwd)