Kasus Pembunuhan Terapis di Surabaya, Apa Kata Pelanggan Jasa Pijat Online?

Kasus Pembunuhan Terapis di Surabaya, Apa Kata Pelanggan Jasa Pijat Online?

Deny Prastyo Utomo - detikNews
Kamis, 18 Jun 2020 19:28 WIB
Relaksasi sambil dipijat dan aroma terapi.  detikcom / ilustrasi / Peninsula
Foto: pool
Surabaya - Kasus pembunuhan terapis pijat plus online di Surabaya menuai beragam komentar. Salah satunya dari para pelanggan pengguna jasa pijat online. Seperti apa kata mereka?

Salah satu pengguna jasa pijat online, Eja, mengaku pernah memanfaatkan layanan pijat online melalui aplikasi daring. Menurut Eja tidak semua layanan pijat online menawarkan layanan plus.

"Pernah menggunakan layanan pijat online di salah satu aplikasi. Tapi tidak semuanya menawarkan layanan pijat plus," kata Eja kepada detikcom, Kamis (17/6/2020).

Eja mengatakan tarif yang ditawarkan di aplikasi pijat online tersebut bervariasi. Mulai dari Rp 150 hingga Rp 300 ribu untuk layanan satu jam.

"Awalnya saya iseng membuka aplikasi daring setelah download, kemudian setelah masuk, tiba-tiba ada salah satu akun yang menawarkan pijat refleksi panggilan di hotel," kata Eja.

Sementara pengguna jasa pijat online lain, Wahyu (33) mengaku juga pernah menggunakan jasa pijat online, baik itu dengan layanan plus atau tidak. Dan Wahyu tidak mempermasalahkan adanya layanan itu. Semuanya tergantung kebutuhan dan tentunya juga dana.

"Awalnya dari aplikasi di handpone kemudian saya pilih acak, di sana banyak akun wanita yang menawarkan berbagai jasa, salah satunya pijat plus," ungkap Wahyu.

Wahyu menyebutkan setelah mendapatkan terapis yang diinginkan di aplikasi daring, dia lalu ngobrol soal kesepakatan harga serta tempat yang ditentukan.

"Kalau plus dulu pernah, tarifnya Rp 300 ribu. Pijatnya ya begitu, tidak menggunakan pakaian. Tapi tidak berhubungan badan, cuma layanan vitalitas saja," ungkap Wahyu.

Wahyu juga mengaku sebelum PSBB di Surabaya diberlakukan, dirinya pernah satu kali mengorder terapis untuk pijat. Namun bukan layanan pijat plus.

"Sekitar dua bulan lalu, tapi tidak pijat plus. Sekarang ada pandemi, sudah tidak berani," tandas Wahyu. (iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.