Sejak pagi, ratusan warga dari berbagai kecamatan selalu memadati pintu gerbang kantor dispendukcapil agar bisa mengantre di loket lebih awal dan bisa segera mendapatkan pelayanan. Tak jarang antrean warga membuat kerumunan dan mengabaikan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19.
Bahkan dalam video yang sempat viral beberapa hari yang lalu, ratusan warga langsung menyerbu loket setelah pintu gerbang dibuka. Terkait kondisi itu, petugas pun harus menata dan mengingatkan para pemohon untuk lebih tertib dan menjaga jarak.
Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Galih Nusantoro membenarkan adanya lonjakan jumlah warga yang mengurus administrasi kependudukan. Hal itu salah satunya dipengaruhi dengan masa pendaftaran siswa baru untuk berbagai jenjang pendidikan.
"Masalah dispendukcapil ini mau dibahas dengan Pak Bupati. Beberapa kali sudah kami sampaikan agar ada aturan lebih rigid. Namun memang puncak PPDB (pendaftaran peserta didik baru) sangat mempengaruhi jumlah pemohon," kata Galih, Rabu (17/6/2020).
Pemerintah mengaku juga telah membuat beberapa kebijakan untuk mempermudah para pemohon administrasi kependudukan, seperti permohonan melalui daring serta cetak sendiri dokumen dengan kertas biasa. "Masyarakat sementara bisa cetak sendiri, nanti di situ akan ada barcode untuk membuktikan keaslian data," ujarnya.
Bahkan cetak KTP Elektronik juga bisa dilakukan di kantor Kecamatan Ngunut dan Kecamatan Campurdarat. Meskipun demikian masih banyak masyarakat yang kurang yakin dan nekat mengantre langsung di Dispendukcapil Tulungagung bersama ratusan warga lain.
"Karena PPDB ini ada limit waktunya, maka akan segera mencari cara yang lebih efektif, agar pelayanan berjalan dengan baik dan tepat waktu," imbuh Galih.
Pihaknya berharap masyarakat bisa memanfaatkan beberapa alternatif yang disiapkan, sehingga tidak perlu berdesakan di kantor dispendukcapil. Sebab kerumunan warga yang tidak terkendali sangat rentan menjadi media penyebaran COVID-19. (fat/fat)