Fenomena alam mirip tsunami di Danau Kawah Ijen terjadi pada Jumat (29/5). Peristiwa itu membuat pipa-pipa gas belerang rusak.
Butuh waktu sekitar 3 bulan untuk melakukan perbaikan pipa-pipa, yang menyalurkan gas di sekitar Danau Kawah Ijen. PT Candi Ngrimbi, operator tambang belerang di TWA Kawah Ijen belum bisa menginventarisir kerusakan yang terjadi. Namun dipastikan, penambangan belerang harus disertai dengan perbaikan pipa-pipa saluran gas belerang.
"Sesuai dengan laporan memang banyak yang rusak pipa gas-nya. Estimasi kami membutuhkan waktu sekitar 3 bulan perbaikan. Karena rusak dan hancur terkena gelombang kemarin itu," ujar Cung Liyanto, salah seorang pimpinan PT Candi Ngrimbi kepada wartawan, Selasa (16/6/2020).
Ia menambahkan, jika pihaknya segera diizinkan untuk mendekati kawah, minimal bisa dilakukan langkah perbaikan pipa-pipa belerang secepatnya. Dengan kata lain, meski sudah dibuka nantinya, aktivitas penambang belum bisa langsung dilakukan. Karena mesti ada perbaikan aset terlebih dahulu.
"Belum bisa langsung digunakan menambang. Tapi minimal kita lakukan perbaikan," tambahnya.
Saat ini, seluruh penambang yang bekerja di Kawah Ijen tak bisa melanjutkan aktivitasnya. Rata-rata, saat ini mereka menganggur.
"Sisa di atas tinggal satu rit belerang, mungkin sekitar 9-10 ton. Sebelumnya yang 60 ton sudah tersapu ombak," jelasnya.
Untuk itu, pihaknya berharap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) bisa membuka kembali aktivitas penambangan. Langkah para penambang menuntut dibukanya kembali Kawah Ijen, menurut Cung, diperkuat dengan pernyataan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kawah Ijen.
"Kita sudah mengajukan surat ke BKSDA Jatim untuk bisa menginventarisir aset. Kalau sudah bisa, kita tidak akan serta merta melakukan penambangan, kita akan tunggu lagi keputusan dari BKSDA," imbuhnya.
Tiga hari lalu, kata Cung, PVMBG Kawah Ijen menyatakan Kawah Ijen aman. Saat itu, hampir semua penambang termasuk petugas BKSDA ikut mendengarkan penjelasan tersebut.
"Kalau kita sendiri (PT Candi Ngrimbi) berharap bisa segera diizinkan mendekati kawah. Kita ingin menginventarisir aset kita yang rusak karena terjangan ombak itu, " pungkas Cung.
Penambangan belerang di TWA Kawah Ijen ditutup sementara setelah adanya penambang belerang yang meninggal dunia, terhempas gelombang tinggi mirip tsunami di Danau Kawah Ijen, Jumat (29/5). Penambang itu yakni Andika, warga Dusun Krajan, Desa Blambangan, Muncar. Saat berupaya menyelamatkan diri, ia malah terpeleset hingga akhirnya tercebur ke kawah.