.webp)
Usai mengevakuasi mayat Ridwan ke rumah sakit dan melakukan olah tempat penemuan mayat, polisi mendatangi keluarga korban di Dusun/Desa Singkalan, Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo.
Korban tewas meninggalkan seorang istri dan seorang anak laki-laki yang baru berusia 4 tahun. Sehari-hari, Ridwan bekerja sebagai karyawan pabrik sosis di Wonoayu, Sidoarjo.
"Keterangan istrinya, korban berangkat kerja kemarin (12/6) jam 10 malam (pukul 22.00 WIB). Karena dia masuk kerja jam 11 malam," kata Kapolsek Bangsal AKP Sulianto kepada wartawan di kantornya, Sabtu (13/6/2020).
Saat bekerja sif malam, lanjut Sulianto, Ridwan biasa pulang pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Namun, pagi tadi korban tidak pulang. Sementara ponselnya tidak bisa dihubungi.
"Tadi pagi jam 8 korban tidak juga pulang. Ditelepon istrinya, ponselnya sudah tidak aktif," terangnya.
Berdasarkan keterangan istri korban pula, tambah Sulianto, Ridwan jarang bergaul dengan warga di tempat tinggalnya. Bapak satu anak itu penduduk asli Desa Singkalan.
"Kata istrinya, korban jarang keluar rumah. Setelah kerja di rumah saja. Istrinya tidak tahu ada masalah atau tidak dengan orang lain," tandasnya.
Ridwan ditemukan tewas dengan usus terburai di sawah tanah kas desa (TKD) Tinggarbuntut, tepatnya di Dusun Tinggar sekitar pukul 06.00 WIB. Korban memakai jaket dan kaus warna hitam, celana jeans biru muda, serta sepatu hitam dengan sol putih.
Dompet korban ditemukan di saku celana belakang sebelah kanan. Dompet tersebut berisi STNK motor, SIM C, kartu identitas kartu ATM dan uang milik korban Rp 261.000. Namun, kendaraan korban tidak ditemukan di lokasi.
Buruh pabrik sosis ini diduga dibunuh dengan cara ditusuk perutnya menggunakan senjata tajam. Setelah tewas, jasadnya dibuang di sawah Dusun Tinggar. Lokasi penemuan mayat jauh dari permukiman penduduk.
Karena celana dan sepatu korban terkena lumpur. Sementara sawah tempat mayat Ridwan ditemukan dalam kondisi kering. Selain itu, tak ditemukan bercak darah dan jejak pergumulan di lokasi. (iwd/iwd)
