Yang menyedihkan, turut meninggal pula janin 8 bulan yang dikandung si anak. Mereka bertiga meninggal berurutan dalam waktu hanya 6 hari. Sebelumnya, kematian mereka viral karena COVID-19.
"Kalau kabar positif COVID-19 keluarga saya, nggak benar. Hanya Kakak yang meninggal dinyatakan positif COVID-19 karena sudah di-swab. Kalau Mama dan Papa berstatus PDP karena belum sempat diswab," kata DW, si anak bungsu keluarga tersebut, saat dimintai konfirmasi detikcom, Kamis (4/6/2020).
DW mengatakan ayahnya meninggal pada Sabtu (30/5) saat menjalani perawatan sehari di Rumah Sakit Islam Jemursari. Sebelumnya ayah DW kehilangan kesadaran dan diare.
Pada Minggu (31/5) dini hari, kakak DW yang sedang mengandung meninggal. Pada Selasa (2/6), giliran ibu DW yang meninggal.
Bagaimana keluarga itu tertular? DW menceritakan penularan itu diduga berawal dari kakak DW sempat kontrol kandungan di salah satu rumah sakit di kawasan Ampel. Kemudian kakaknya sempat menginap di rumah milik keluarganya yang ada di Ampel.
Tonton juga 'Duh! Ada-ada Saja, Pria di Surabaya Tantang Hirup Mulut Pasien Corona':
"Ini dugaan kuat ya, karena saya diceritakan juga oleh mama dan kakak sendiri waktu itu. Saya lupa tepatnya tanggal berapa, kakak saat itu kontrol kandungan di RS Muhammadiyah di Ampel. Saat itu kakak gak pulang, jadi sempat nginep 1 malam di rumah Ampel," kata DW.
Kemudian, lanjut DW, setelah kakaknya pulang ke rumah di Gubeng Kertajaya, suami kakaknya tersebut langsung sakit selama 3 hari. Sakit tersebut yakni demam dan batuk.
"Dari situ terus ketularan semua satu per-satu anggota keluarga. Tapi karena mungkin imun tubuh suami kakak kuat, jadi dia sembuh. Sedangkan kakak yang sedang hamil 8 bulan gak kuat mungkin imunnya lemah, akhirnya positif COVID-19 dan meninggal. Sementara orang tua saya sendiri sudah tua juga akhirnya terpapar dari hasil rapid test yang reaktif," jelasnya. (iwd/iwd)