Bersepeda malam menjadi tren baru di Surabaya selama pandemi Corona. Olahraga ini banyak dilakukan warga Kota Pahlawan karena ringan dan dapat menghilangkan kejenuhan.
"Menjadi tren baru, karena bersepeda cukup mudah. Jadi nggak perlu arena khusus, tinggal di jalan raya aja sudah bisa," kata Dokter Psikolog di Surabaya, Reisqita Vadika saat dihubungi detikcom, Kamis (11/6/2020).
"Sedangkan olahraga lain, mungkin gym belum semua buka apa lagi renang. Jadi olah raga yang mudah salah satunya bersepeda," lanjutnya.
Baca juga: Kasus Positif COVID-19 di Jatim Tembus 7.096 |
Menurutnya, tren bersepeda ini juga bisa jadi karena mengikuti kebiasaan baru yang menjadi trendi. Pertama orang melihat sekelompok pesepeda terlebih dulu, kemudian terinspirasi.
"Jadi, orang-orang yang biasanya nggak minat bersepeda, melihat orang bersepeda kayaknya seru, akhirnya ikutan. Ketika dia sudah ikut mencoba minat itu mungkin berkembang menjadi kebiasaan baru, kalau memang dia suka bersepeda," ujarnya.
Dokter yang akrab disapa Qiqi mengatakan, secara psikologi olahraga itu bisa jadi bentuk rilis stres. Misalnya merasa stres di rumah, maka salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk melepaskan perasaan stres atau emosi negatif dengan olahraga.
"Seperti kecemasan dan panik bisa dituangkan dengan olahraga. Salah satunya dalam bentuk bersepeda," ucapnya.
Sebenarnya, lanjut Qiqi, waktu bersepeda lebih baik saat masih ada matahari. Karena tubuh akan akan mendapatkan suplai vitamin D dan pastinya lebih berkeringat.
"Cuman, kalau merasa lebih nyaman di malam hari ya nggak papa," sambung dia.
Meski menjadi tren, Qiqi berpesan kepada masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Tetap jaga jarak dan kebersihan, bukan malah membuka peluang terpapar virus COVID-19.
"Kalau memang mau berolahraga salah satunya bersepeda menyambut transisi new normal, harapannya kita bisa bersepeda sambil menerapkan protokol, hidup bersih dan sehat. Supaya jangan sampai kita berusaha untuk sehat tapi malah membuka peluang untuk terpapar virus," pungkasnya.