Dokter penyakit dalam tersebut diketahui terpapar COVID-19 seminggu sebelum kematiannya. "Iya, kenanya sekitar seminggu yang lalu," kata pejabat Humas RSU dr Soetomo dr Pesta Parulian Maurid Edward kepada detikcom, Rabu (10/6/2020).
Ditanya apakah Miftah terpapar saat menangani pasien, Pesta mengakui pihaknya belum mengetahui dengan pasti. Namun Miftah sehari-hari memang bertugas di IGD.
"Kami belum tahu apakah kena saat menangani pasien atau terkena di luar. Sehari-hari dia jadi dokter di IGD," tandasnya.
![]() |
Pesta mengatakan Miftah sendiri sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) sejak 2015. Dan pendidikan spesialis itu hendak dirampungkannya. Dokter 34 tahun itu hanya perlu ujian akhir untuk bisa lulus pendidikan spesialis.
"Ya, selain mengabdi di rumah sakit, dia ini kan masih sekolah masih menempuh pendidikan (spesialis) juga," beber Pesta.
Ketua Gugus Kuratif Penanganan COVID-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi mengatakan bahwa Miftah memiliki penyakit penyerta yakni diabetes dan obesitas. Sebelumnya Miftah sempat praktik pada akhir Mei lalu.
"Miftah sakit tanggal 27 lalu. Saat itu Miftah masih praktik dan dia tidak ditugaskan di ruang isolasi karena kita mengerti yang bersangkutan memiliki penyakit diabetes dan obesitas," terang Joni.
![]() |
"Dia akhirnya tetap jaga, awalnya sakit panas batuk, lalu rapidnya negatif, swab juga negatif. Tetapi keluhannya semakin berat akhirnya dirawat di RS swasta," lanjut Joni.
Setelah itu, lanjut Joni, pihaknya sempat mengupayakan plasma convalescent. Namun karena kondisi yang memburuk diikuti penyakit penyerta, akhirnya Miftah dinyatakan meninggal dunia.
Joni menambahkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap keluarga Miftah, diketahui bahwa istrinya positif COVID-19. "Istrinya positif," tandas Joni yang juga Dirut RSU dr Soetomo.
Miftah sendiri dimakamkan di Magetan. Sebelum diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhirnya, dilakukan penghormatan kepada Miftah di sepanjang jalan di rumah sakit hingga Fakultas Kedokteran Unair.
Simak video 'Doni Monardo Lapor ke Jokowi: 1 Dokter Paru Layani 130 Ribu Warga':
(iwd/iwd)