Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara mengatakan, ada staf Disbudpar mengalami keluhan ringan batuk, flu dan demam seminggu setelah rapid test yang menyatakan dia non reaktif. Merasa memiliki gejala COVID-19, staf tersebut berinisiatif periksa ke rumah sakit dan rontgen.
Apalagi, jelas dia, ada keluarga staf Disbudpar tersebut meninggal karena COVID-19. Sehingga, diputuskan untuk melakukan penutupan sementara dan semua staf rapid test.
"Ada dua kasus, yang satu staf memiliki gejala dan hari ini sudah swab. Nah, yang jelas adalah keluarga dari staf yang meninggal karena COVID-19. Jadi keluarganya ya," kata Febri di Balai Kota Surabaya, Senin (8/6/2020).
Sebelum diputuskan menutup sementara kantor disbudpar, pemkot melakukan rapid test kepada seluruh pegawai. Rupanya ditemukan belasan hasil reaktif.
"Kemarin sudah dilakukan rapid dan memang ada sekitar 16 orang yang reaktif. Hari ini langsung diswab dan ini masih nunggu juga hasilnya," jelasnya.
Dinkes Surabaya pun langsung melakukan tracing untuk menentukan keputusan rapid test massal kepada seluruh karyawan disbudpar.
Tonton juga video 'Seberapa Ampuh Masker dan Face Shield Cegah Penularan Corona?':
(fat/fat)