Cerita Sedih Meninggalnya Satu Keluarga di Surabaya Diduga Karena COVID-19

Round-up

Cerita Sedih Meninggalnya Satu Keluarga di Surabaya Diduga Karena COVID-19

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 05 Jun 2020 09:19 WIB
gubeng kertajaya
Gang tempat satu keluarga di Surabaya meninggal diduga karena COVID-19 (Foto: Faiq Azmi)
Surabaya -

Berita duka datang dari Surabaya dengan meninggalnya 3 orang dalam satu keluarga diduga karena COVID-19. Bahkan janin 8 bulan yang dikandung salah satu anggota keluarga juga turut meninggal.

Keluarga yang meninggal terdiri dari suami, istri, dan anak. Janin yang turut meninggal dikandung oleh sang anak. Keluarga tersebut beralamat di Jalan Gubeng Kertajaya IX Surabaya.

Kematian satu keluaga tersebut sempat viral di aplikasi percakapan. Berita viral itu mengatakan bahwa mereka semua meninggal karena COVID-19. Namun berita viral itu dibantah oleh DW, anak bungsu keluarga tersebut.

DW mengatakan keluarganya yang meninggal tak semuanya karena COVID-19. Yang dipastikan meninggal karena COVID-19 adalah kakaknya. Sementara kedua orang tuanya dalam status PDP saat meninggal.

"Kalau kabar positif COVID-19 keluarga saya, nggak benar. Hanya Kakak yang meninggal dinyatakan positif COVID-19 karena sudah di-swab. Kalau Mama dan Papa berstatus PDP," kata DW, si anak bungsu, saat dimintai konfirmasi detikcom, Kamis (4/6/2020).

"Mama dan Papa baru rapid test dan reaktif, tapi belum swab. Kalau Kakak memang sudah di-swab dan dinyatakan positif. Kakak saya meninggal bersama janinnya, ya yang dimaksud keponakan itu bayi di kandungan Kakak. Karena Kakak posisi hamil 8 bulan," terangnya.

DW menerangkan kasus ini berawal dari kakaknya dan suami ke rumah sakit di kawasan Ampel untuk memeriksakan kandungan. Namun mereka tak langsung pulang dan lebih memilih menginap sehari di rumah saudara di Ampel.

Setelah pulang, kakak DW mempunyai gejala demam, batuk, dan flu. Dia segera memeriksakan diri ke RS PHC dan rapid test di Pura Raharja namun hasilnya negatif. Namun di rumah, kondisi kakak DW semakin memburuk dan dibawa kembali ke RS PHC.

Saat di rumah sakit, kondisi kakak pertama DW tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda membaik. Menurut DW saat dirawat di RS PHC, kakaknya mengalami gagal nafas dan sempat dipasang ventilator.

"Setelah dicek, ternyata detak jantung bayi di kandungan kakak saya sudah gak ada," ujarnya.

Pada Jumat (29/5), ke-2 orang tua DW dibawa ke Rumah Sakit Islam Jemursari. Saat itu, ayah DW tiba-tiba kehilangan kesadarannya dan mengalami diare. Sementara ibu DW mengalami meriang, batuk, dan sesak nafas.

Setelah sehari menjalani perawatan di rumah sakit tersebut, DW harus menerima kenyataan pahit bahwa ayahnya meninggal dunia pada Sabtu (30/5).

"Sempat dirapid test hasilnya reaktif, tapi belum diswab, sehingga meninggalnya dengan status PDP. Gak lama, kakak saya yang meninggal pada Minggu (31/5) dini hari," jelasnya.

"Meninggalnya pukul 02.00 WIB. Tapi kakak saya sudah sempat menjalani tes swab. Swab kakak saya tanpa sepengetahuan keluarga. Tiba-tiba beberapa hari kemudian mendapat telepon dari puskesmas, kalau hasil swab kakak saya positif," lanjut DW.

Pada Selasa (2/6), giliran ibu DW yang meninggal. Sama seperti ayahnya, ibu DW juga belum sempat diswab, meski sempat menjalani rapid test dengan hasil reaktif.

Adanya satu keluarga yang meninggal di Gubeng Kertajaya IX membuat Pemkot Surabaya bertindak. Sebanyak 69 warga di gang tersebut dirapid test. Hasilnya, 5 warga reaktif.

"Hasil rapid testnya 5 warga reaktif. Saat ini ada yang sudah di bawa ke hotel ada yang diisolasi di rumah," ujar Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser di Balai Kota, Kamis (4/6/2020).

Fikser mengatakan nantinya kawasan tersebut menjadi skala prioritas untuk melakukan swab untuk mengetahui hasil yang pasti. Sehingga, nantinya pemkot dapat melakukan langkah selanjutnya.

Fikser berharap hasil swab dari lima orang yang reaktif ini negatif. Tetapi, jika pun nantinya terdapat hasil positif bisa dirawat ke rumah sakit dan jika OTG diisolasi di Asrama Haji.

"Ini langkah pemerintah kota bagaimana melakukan percepatan untuk memutus mata rantai di lingkungan kampung yang ada di sana," kata Fikser.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.