Data yang dikutip detikcom dari Dinsos Kota Blitar, jumlah penerima bantuan pangan tahap pertama dari Provinsi Jatim sebanyak 5.000 orang. Hasil evaluasi, Dinsos menemukan 225 data penerima bantuan yang tidak tepat pada penyaluran tahap pertama.
Sedangkan data penerima bantuan sosial tunai (BST) dari Kemensos di Kota Blitar pada tahap pertama sebanyak 8.582 orang. Realisasi penyaluran sebanyak 8.115 orang. Sedangkan sisanya, sebanyak 467, datanya dinilai tidak tepat sasaran.
"Dikatakan tidak tepat sasaran ini bermacam-macam. Ada data ganda, PNS, pindah alamat, atau meninggal dunia," kata Kepala Dinsos Kota Blitar Priyo Istanto saat dimintai konfirmasi detikcom, Kamis (4/6/2020).
Menurut Priyo, data penerima bantuan ini bergerak sangat dinamis, sehingga tidak bisa dikatakan tepat sasaran sepenuhnya. Untuk itu, pada penyaluran tahap kedua ini, pihaknya secara detail melakukan banyak evaluasi berkoordinasi dengan camat dan lurah di Kota Blitar.
"Tahap pertama memang kami kejar kecepatan karena pas dengan momen. Tapi untuk penyaluran tahap kedua ini, kami kejar ketepatan sehingga ada beberapa evaluasi," imbuhnya.
Data yang tidak tepat itu akan diganti dengan data baru usulan dari para camat dan lurah. Sampai hari ini, data usulan penerima bantuan tahap kedua yang belum masuk dari Kelurahan Pakunden, Tlumpu, dan Turi.
Priyo juga menambahkan, penyaluran BST akan diperpanjang sampai September 2020. Namun nilai nominal uang yang diberikan akan berkurang menjadi Rp 300 ribu per penerima bantuan.
"Awalnya, nilai BST yang disalurkan pada April-Mei-Juni itu kan Rp 600 ribu per bulan. Tapi yang disalurkan mulai Juli-Agustus-September nilainya Rp 300 ribu per bulan," pungkasnya. (iwd/iwd)