Reaktif Saat Rapid Test Massal, 100 Warga Surabaya Langsung Dikarantina

Reaktif Saat Rapid Test Massal, 100 Warga Surabaya Langsung Dikarantina

Amir Baihaqi - detikNews
Kamis, 04 Jun 2020 16:54 WIB
Antrean Warga Rapid Test Massal Abaikan Physical Distancing
rapid test dan tes swab massal di Terminal Keputh (Foto: Amir Baihaqi)
Surabaya - Rapid test dan tes swab massal di terminal Keputih yang digelar Pemkot Surabaya dan Badan Intelijen Negara (BIN) masih berlangsung. Lalu bagaimana hasilnya untuk sementara?

Kepala Poliklinik BIN dr Wulan menyebut dari kuota 1.000 warga, saat ini pihaknya telah melakukan rapid test sebanyak 746 orang. Sedangkan dari data sementara yang diperoleh, 100 orang dinyatakan reaktif dan langsung di-swab dan dikarantina di sejumlah tempat yang disediakan Pemkot Surabaya.

"Kuotanya hari ini 1000. Sampai jam segini (14.50 WIB) sudah 746 orang. Yang reaktif ada 100. Ini campur ada juga yang dari luar kota juga. Tadi ada yang menginfokan itu ke saya," kata dr Wulan, Kamis (4/6/2020).

"Yang reaktif, langsung di-swab tes dan langsung dikarantina di beberapa tempat sambil menunggu hasilnya oleh petugas Dinkes dan Linmas," tambahnya.

Menurut dr Wulan, untuk warga yang reaktif paling tidak harus menunggu sekitar 2 hari hasil swab-nya. Lamanya hasil swab keluar disebabkan karena banyaknya warga yang ditemukan reaktif.

"Biasanya kan kalau mobil lab biasa 5 jam paling lama hasil sudah keluar. Tapi karena banyaknya sampel, jadi pengerjaannya berulang-ulang. Karena satu mobil itu 72 sampel. Jadi mungkin butuh waktu 2 hari hasil keluar," tuturnya.

"Setelah 2 hari, ya nanti kami infokan hasilnya ke Dinkes baru diteruskan ke pasien," imbuh dr Wulan.

Pantauan di lokasi, meski sudah menjelang sore, namun antrean panjang warga yang ingin mendaftar rapid test masih banyak. Menanggapi hal itu, dr Wulan optimis pihaknya masih bisa melayani sesuai kuota.

"Masih bisa kuotanya. Cukup paling sampai sore pukul 16.00 WIB selesainya," ujar dr Wulan.

Sementara itu, menanggapi warga yang tidak menerapkan physical distancing, dr Wulan mengaku prihatin. Sebab, seharusnya warga harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Ia sendiri akan mengevaluasi dan mencari solusi untuk tes massal besoknya.

"Makanya saya sudah pesan sama panitia. Jangan sampai lupa protokolnya harus ada phisycal distancing. Tapi mungkin karena saking banyaknya jadi ramai. Ini masih ada kerumunan dan ini masih kita coba atasi dengan Linmas," tandasnya.

Simak video 'Satgas Covid-19 di Mamuju Dianiaya Saat Akan Rapid Test Warga':

(iwd/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.