Warga yang Ikut Rapid Test Massal di Surabaya Abaikan Physical Distancing

Warga yang Ikut Rapid Test Massal di Surabaya Abaikan Physical Distancing

Amir Baihaqi - detikNews
Kamis, 04 Jun 2020 16:16 WIB
Antrean Warga Rapid Test Massal Abaikan Physical Distancing
Warga berdesakan mengabaikan physical distancing. (Amir Baihaqi/detikcom)
Surabaya -

Antusiasme ratusan warga mengikuti rapid test massal di Terminal Keputih yang digelar Pemkot Surabaya bersama BIN sangat tinggi. Namun hal itu tak disertai dengan kesadaran menerapkan physical distancing.

Pantauan detikcom di lokasi, ratusan warga tersebut tampak berdesakan saat mengantre untuk mendaftar rapid test. Tak jarang mereka terus merangsek dan saling dorong.

Petugas yang berjaga tampak kewalahan karena, selain jumlah warga yang begitu banyak, warga juga acuh tak acuh saat diimbau menjaga jarak satu sama lain.

Bukannya mundur dan menjaga jarak, mendengar seruan itu warga tampak bergeming dan tetap berdesak-desakan.

"Ayo mundur, mundur, jaga jarak barisan kalian. Kalau tidak mundur, kalian tidak akan dilayani," seru Camat Sukolilo Amalia kepada warga, Kamis (4/6/2020).

Menurut Amalia, warga yang datang mengikuti rapid test ini tidak hanya berasal dari Kecamatan Sukolilo. Namun juga dari luar kota. Bahkan mereka diketahui mulai berdatangan sejak pukul 06.30 WIB.

"Mereka bukan hanya warga sini, tapi juga ada yang datang dari luar kota. Sejak pukul 06.30 WIB sudah ada antrean. Tapi, karena semakin banyak, jadi tak terkendali dan merangsek," ujarnya.

Ditambahkan Amalia, pihak kecamatan menargetkan sekitar 500 warga yang akan mengikuti rapid test. Namun, karena dari BIN masih menerima pendaftaran warga, semakin siang warga semakin membeludak.

"Targetnya 500, tapi dari pihak BIN masih menerima, jadi semakin banyak. Kami juga memaklumi warga yang mengantre dan terus merangsek. Sebab, mereka juga kepanasan dan kehausan," tutur Amalia.

"Ini tadi kami sudah beri minum air kemasan. Dan antrean sudah mulai bisa dikendalikan. Kami suruh duduk agar tidak saling berdesakan dan dorong," tambahnya.

Antrean Warga Rapid Test Massal Abaikan Physical DistancingWarga yang mengikuti rapid test massal di Surabaya mengabaikan physical distancing. (Amir Baihaqi/detikcom)

Eko (39), salah satu warga yang akan mengikuti rapid test, mengaku berdesak-desakan karena takut diserobot. Karena itu, dia dan warga lainnya harus rela berdesakan.

"Ya kalau renggang, physical distancing, terus saling serobot, dan menempati barisan antrean. Ya kita kan nggak mau gitu. Makanya kemudian langsung mepet-mepet," ungkap Eko.

Sementara itu, dari data yang dihimpun, saat ini warga yang sudah mengikuti rapid test sudah mencapai 460 orang. Sedangkan ratusan lainnya masih berdiri mengantre di luar tenda.

"Sudah 460 yang sudah kami rapid test. Itu belum yang di luar itu," kata salah satu petugas rapid test massal.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.