Ahmad Arifin (56) melakukan aksi heroik dengan berenang di Danau Kawah Ijen pada Sabtu (30/5). Ia mengevakuasi jenazah temannya Andika (61) yang menjadi korban gelombang 'tsunami'.
Aksi tersebut terbilang berbahaya karena danau itu merupakan kawah terasam di dunia dengan suhu yang bisa mencapai 40 derajat celsius. Ahmad bersyukur tetap sehat hingga saat ini. Ia hanya mengaku perih dan gatal di kulit.
"Alhamdulillah saya sehat. Hanya gatal dan perih saat setelah berenang di Danau Kawah Ijen," ujarnya kepada detikcom, Rabu (3/6/2020).
Namun, kini rasa gatal dan perih itu sudah tidak ia rasakan lagi. Gejala itu hanya terasa selama dua hari usai melakukan aksi heroik.
"Perih dan gatal selama dua hari. Namun itu semua tidak saya rasakan. Yang penting jenazah teman saya sudah selamat dan dimakamkan dengan baik," tambahnya.
Ahmad mengaku tak mengobati rasa gatal dan perih di tubuhnya. Dirinya hanya lebih sering mandi untuk mengurangi rasa perih dan gatal.
"Sering mandi. Lebih dari 3 kali kalau sehari. Setelah dua hari baru bisa lumayan tidak terasa," lanjutnya.
Jumat (29/5), terjadi gelombang mirip tsunami di Danau Kawah Ijen. Seorang penambang belerang Andika menjadi korban dalam fenomena alam tersebut. Bersama petugas dan penambang belerang lainnya, Ahmad kemudian kemudian mencari Andika keesokan harinya.
Saat melihat jenazah Andika mengambang di Danau Kawah Ijen, ia tanpa berpikir panjang langsung berenang ke danau. Ia mengevakuasi jenazah temannya dengan berenang sekitar 150 meter.