Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-727 ini merupakan tahun terakhir Wali Kota Tri Rismaharini menjabat. Risma pun memiliki sejumlah harapan, pesan hingga mimpi yang belum tercapai. Apa itu?
Saat menyapa warga Surabaya secara live melalui media sosial, Risma menceritakan mimpinya melihat anak-anak Surabaya bisa sukses hingga hingga di kancah internasional. Meski susah, Risma yakin hal ini bisa diwujudkan.
"Saya berharap, terus terang itu bagian mimpi saya, saya tahu sulit untuk dicapai, tapi bukan berarti tak bisa. Saya percaya seluruh anak Surabaya, warga Surabaya punya potensi," kata Risma saat ditanya tentang mimpinya di Surabaya, Minggu (31/5/2020).
Risma mengatakan keyakinan ini bukan tanpa sebab. Dia juga tak menyangka seorang Risma bisa berbicara di harapan kepala negara di seluruh dunia. Namun hal ini bisa terwujud karena dukungan seluruh masyarakat Surabaya yang ikut berkontribusi membangun kota.
"Kenapa saya yakin? Saya tidak pernah bayangkan saya bicara di depan seluruh kepala negara, sudah 2 tahun saya bicara dan saya satu-satunya wali kota. Tapi nggak mungkin Risma itu sendiri. Bohong kalau Risma bisa sendiri," imbuhnya.
Kepada generasi muda, Risma meminta agar tetap semangat dalam mencoba hal baru, melakukan inovasi dan kreasi. Jangan sampai pandemi COVID-19 ini menghalangi mimpi anak-anak muda untuk maju.
"Terutama generasi muda Surabaya kalau tidak surut semangatnya punya prestasi dan bisa bersaing dengan dunia," pesan Risma.
Risma pun menitipkan warisan kepada anak muda. Salah satu warisan terbesarnya yakni semangat dan tidak kenal menyerah. Risma ingin anak-anak muda bisa mencontoh warisan ini.
"Warisan terbesarnya semangat, tidak kenal kata menyerah. Batu besar kalau kena air lama-lama akan berlubang. Tidak ada kaya atau miskin, tidak ada pintar atau bodoh, semua orang berhak untuk berhasil," tegas Risma.
Sedangkan saat disinggung, apa yang akan dilakukan Risma usai habis masa jabatannya nanti? Risma mengaku masih belum terpikir. Pikirannya sekarang masih dipenuhi upaya dan cara apa yang efektif dilakukan menangani COVID-19 di Surabaya.
"Aku juga belum tahu mungkin nanti kurang 1 bulan tak pikirkan. Sekarang ndak bisa mikir apalagi kena COVID-19 ini," pungkasnya.