Wahid menyebut Gubernur Khofifah Indar Parawansa telah memberikan kuota khusus 1% bagi putra putri tenaga kesehatan mulai dokter, perawat hingga sopir ambulans untuk masuk sekolah negeri.
"Kami siapkan kuota sebesar 1 persen bagi putra putri tenaga kesehatan sampai dengan sopir ambulans, yang telah mendedikasikan diri untuk penanganan pasien COVID-19. Mereka adalah garda terdepan kita dalam melawan COVID-19," imbuh Khofifah.
Khofifah memaparkan total kuota untuk SMAN/SMKN di Jatim sebanyak 381.752 siswa. Jika ada kuota khusus nakes 1%, total kuota yang disediakan sebanyak 3.817 siswa. Kuota tersebut tersebar 1.542 SMA Negeri dan juga 2.081 SMK negeri di Jawa Timur.
Hitungan ini didapatkan setelah melakukan kalkulasi. Dari jumlah sakit rujukan COVID-19 di Jatim ada sebanyak 99 rumah sakit. Sedangkan jumlah nakes yang menangani langsung pasien covid-19 per rumah sakit rata-rata ada sebanyak 10 hingga 40 orang.
Jika diambil angka maksimalnya dimana per rumah sakit ada sebanyak 40 orang yang terlibat langsung dalam penanganan COVID-19, artinya ada sebanyak 3.960 orang tenaga kesehatan yang mendapatkan apresiasi.
Sedangkan saat diasumsikan jumlah terbesar ada 80% tenaga kesehatan yang anaknya akan masuk ke SMA atau SMK Negeri. Artinya akan ada sebanyak 3.168 orang siswa yang akan masuk ke SMA SMK Negeri.
Oleh sebab itu, dengan menyediakan kuota satu persen atau sebanyak 3.817 kursi, maka seluruh putra putri tenaga kesehatan Jatim yang masuk ke SMA SMK Negeri akan tertampung dan mendapatkan kursi.
"Dengan adanya kuota ini, maka nakes tetap bisa konsentrasi yang kuat untuk memberikan layanan pasien covid-19 tanpa harus khawatir putra putrinya yang akan masuk SMA SMK, karena sudah ada kuota khusus," pungkas Khofifah.
(hil/fat)