Hingga saat ini masih banyak tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar virus Corona. Maka dari itu, dosen Unair menyarankan nakes COVID-19 untuk memperhatikan 3 prinsip keselamatan.
Di Indonesia, setidaknya ada lebih dari 20 tenaga medis yang gugur setelah terpapar virus Corona. Termasuk dua dokter di Surabaya yang meninggal setelah positif COVID-19.
Dosen Departemen Bedah Saraf FK Unair Dr dr Rahadian Indarto Susilo SpBS(K) menyampaikan, ada tiga prinsip yang harus diperhatikan untuk keselamatan nakes. Menurutnya, banyaknya tenaga medis yang gugur akibat terpapar virus Corona menandakan, prinsip keselamatan tenaga medis tidak dilaksanakan dengan baik.
Prinsip yang pertama yaitu screening. Di mana screening memiliki tujuan untuk mengisolasi dan melokalisasi pasien dengan segera, agar virus tidak menyebar lebih luas.
"Goal-nya adalah early isolation and containment. Artinya, kita (nakes) harus segera mengisolasi dan melokalisasi dia (pasien Corona) sehingga tidak menyebar. Prinsipnya adalah jangan campurkan yang sehat dengan yang sakit," kata Rahadian, Kamis (28/5/2020).
Yang kedua ialah penggunaan APD. Seperti yang diketahui, virus Corona menular melalui droplet. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan virus tersebut juga menular melalui aerosol.
"COVID-19 ini merupakan virus baru, jadi kita tidak tahu menularnya hanya melalui droplet atau juga aerosol. Maka dari itu harus dianggap aerosol juga bisa," imbuhnya.
Ia menambahkan, ada beberapa tempat di pelayanan kesehatan selain ruang perawatan yang berpotensi besar dalam penularan virus. Salah satunya ruang ganti tenaga medis. Sirkulasi udara yang buruk, banyaknya mobilitas manusia dan kegiatan yang dapat memicu penyebaran virus menjadi penyebabnya.
"Di ruang perawatan virusnya jumlahnya kecil, tapi yang paling tinggi itu di ruang ganti. Sirkulasinya jelek, orang banyak di situ, baju yang sudah terkontaminasi virus juga diobrak-abrik," jelasnya.
Selain itu, pada saat melepas APD banyak nakes yang terpapar virus. Karena kurang memperhatikan cara melepas APD yang benar.
"Petugas medis banyak yang terpapar COVID-19, setelah di-review ternyata banyak yang terpapar virus saat melepas APD," paparnya.
Prinsip ketiga yakni zonasi yang menjadi hal penting, karena nakes harus membedakan pasien yang infeksius dan tidak. Sehingga penggunaan jenis APD bisa disesuaikan dengan kondisi pasien.
Tetapi, dalam penerapannya, nakes yang menggunakan APD harus memperhatikan situasi dan kondisi. Sehingga dapat memperkirakan besarnya risiko terpapar virus. Karena kesulitan untuk membedakan pasien berdasarkan zonasi ketika pandemi saat ini. Hal tersebut tentunya sangat memakan biaya yang banyak.
"Jika kita bisa memisahkan zona pasien, kita bisa menggunakan APD sesuai level yang ada. Sehingga tidak memakan biaya yang banyak," pungkasnya.