Anggota DPR RI Mufti Anam blusukan mengunjungi sejumlah UMKM di Pasuruan. Ia memotivasi UMKM agar optimistis menyambut new normal di tengah pandemi Corona.
Mufti juga mendonasikan hand sanitizer dan sarung tangan, sebagai salah satu persiapan bagi UMKM dalam menyambut new normal.
"New normal ini kan bahasa elite, saya coba bumikan dengan menerangkan ke teman-teman UMKM, bahwa kita tidak boleh menyerah melawan COVID-19. Tapi juga kemudian tidak boleh pasrah, tidak produktif. Kita harus produktif sekaligus aman dari COVID-19," jelas Mufti, Rabu (27/5/2020).
Ia menambahkan, dalam sehari dirinya mengunjungi lima UMKM. Mulai dari warung, penjual keliling, hingga usaha rumahan. Aktivitas blusukan UMKM itu telah dia lakoni dalam dua hari terakhir.
"Saya tidak ingin teman-teman UMKM putus semangat. Saya tahu susahnya merintis usaha dari nol, maka saya ikut berbagi semangat," ujar Mufti yang juga ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur.
Mufti menceritakan pengalamannya ketika mengunjungi penjual mi dan ayam geprek bernama Mamat. Selama pandemi, penjualan Mamat terjun bebas, bahkan akhirnya dia memutuskan untuk berhenti berjualan sementara. Mamat beralih berjualan minuman dingin jelang buka puasa di pertigaan jalan tak jauh dari rumahnya.
Setelah dipaparkan apa itu new normal, menurut Mufti, UMKM itu kembali bersemangat. Mufti memaparkan pentingnya membangun kepercayaan konsumen tentang higienitas jualan.
"Semua UMKM bersemangat. Misalnya Pak Mamat yang jualan mi dan ayam geprek, nanti beliau bikin jarak di warungnya, kursi dikurangi, disediakan hand sanitizer, semua timnya mulai beli bahan, memasak, sampai pelayanan harus bermasker," paparnya.
"Nanti ketika new normal dimulai, saya juga akan mengirim face shield atau pelindung wajah ke teman-teman UMKM. Sehingga konsumen makin nyaman dan percaya," imbuh anggota Komisi VI DPR yang membidangi UMKM tersebut.
Mufti mengatakan, new normal merupakan keniscayaan. Perekonomian tak boleh seterusnya berhenti karena terkait dengan kelangsungan hidup warga.
"New normal bukan berarti kita kembali ke era sebelum COVID-19, itu tidak mungkin. New normal adalah tatanan hidup baru yang menjadikan kesehatan dan kebersihan sebagai standar utama, sebagai landasan kita meningkatkan produktivitas. Termasuk produktivitas ekonomi," ujarnya.
Dengan demikian, lanjut Mufti, new normal bertujuan pada dua hal. Yaitu aman dari COVID-19 dan tetap produktif.
"Saat new normal, memang omzet belum akan kembali seperti saat pandemi belum terjadi, tapi setidaknya tetap ada pemasukan. Ada uang yang digenggam dan diputar. Ada harapan di kalangan pelaku ekonomi rakyat," tambahnya.
Ia memprediksi, situasi ekonomi bakal pulih dan kembali tumbuh stabil ketika vaksin ditemukan. "Tapi kita tak tahu kapan vaksin ditemukan. Sehingga era new normal menjadi keniscayaan, di mana kita melawan dan menghindari COVID-19 namun tetap produktif," pungkasnya.