Di tengah pandemi Corona, banyak tenaga kesehatan (nakes) yang harus bertugas meski Lebaran. Meski tak seindah bertemu, mereka ikhlas bersilaturahmi Lebaran dengan video call saja.
Sebab, bidang kesehatan merupakan salah satu pekerjaan yang tak mengenal waktu dan hari besar. Jadi mereka tak merasa kecil hati, bahkan dapat saling support satu sama lain.
"Tidak bisa mudik rasanya bukan Lebaran, tapi tetap silaturahim terjalin. Di rumah sakit dapat silaturahmi dengan nakes lainnya dan pasien," kata Jubir Tim Satgas Corona RS Unair Surabaya, dr Alfian Nur Rasyid SpP saat dihubungi detikcom, Minggu (24/5/2020).
Dia juga merasa sedih layaknya masyarakat lainnya yang tidak dapat berkumpul dengan keluarga di Hari Kemenangan. Namun menurutnya ini perjuangan untuk memutus penyebaran Corona.
Sebagai gantinya, dia juga melakukan silaturahmi secara online dengan sanak saudara. Bahkan dengan para nakes juga.
"Sedih, ya pasti. Biasanya bisa keliling, bisa kumpul bisa guyon-guyon, cerita-cerita perkembangan di sana, saat ini tidak bisa. Paling-paling mantau dari kabar telepon dan WA (WhatsApp) yang sifatnya tidak semeriah dan sesenang bertemu. Video call juga masih bisa, walaupun tidak seenak ketemu," imbuhnya.
Hal yang sama diungkapkan Icha, warga Surabaya. Ia juga memilih silaturahmi Lebaran secara online. Ia tidak melakukan silaturahmi secara langsung untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Kami masih bisa bertemu meskipun lewat video call. Dengan begini, kita sama-sama dapat memutus mata rantai penyebaran COVID-19," kata Icha kepada detikcom.
Kemudian ada Kartika Dewi, warga Gresik yang tidak bisa pulang ke Sidoarjo saat Lebaran. Ia terhalang PSBB dan hanya bisa merayakannya lewat telepon.
"Hanya bisa video call dan telpon sama tante dan nenek di sana. Becanda-becanda selama satu jam sudah bisa menghilangkan kangen. Karena biasanya kalau Lebaran kumpul, makan bakso bareng," pungkasnya.