Pandemi Corona tak menyurutkan semangat warga Desa Kemiren, Kecamatan Glagah untuk merayakan Idul Fitri. Warga desa yang memegang adat Suku Using tetap beraktivitas seperti Lebaran sebelumnya.
Namun di tengah wabah Corona, masing-masing rumah menerapkan SOP antisipasi COVID-19. Salah satunya dengan menyediakan hand sanitizer dan tempat cuci tangan, di depan rumah masing-masing.
Para tamu yang anjangsana ke rumah warga Desa Kemiren wajib mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer. Tak hanya itu, mereka tak berjabat tangan sesuai dengan anjuran dari pemerintah.
"Tradisi anjangsana dalam Lebaran tidak bisa ditinggalkan oleh warga Kemiren. Kurang afdol jika tak berkunjung ke rumah tetangga atau saudara. Namun kita menerapkan aturan pemerintah dengan melakukan SOP COVID-19 dan physical dan social distancing," ujar Haidi Bing Selamet, warga Kemiren kepada detikcom, Minggu (24/5/2020).
Haidi mengaku, penerapan standar COVID-19 sudah diumumkan jauh-jauh hari oleh perangkat desa setempat. Karena warga Using tidak mungkin meninggalkan tradisi Lebaran. Sehingga, masyarakat sudah mengetahui aturan main dalam anjangsana pada Lebaran tahun ini.
"Yang salaman hanya lingkup keluarga saja. Itu pun mereka harus cuci tangan atau pakai hand sanitizer. Dan wajib pakai masker," imbuhnya.
Kepala Desa Kemiren, Mohammad Arifin membenarkan adanya aturan anjangsana di desanya. Bahkan aturan tersebut ditetapkan menjadi Perdes. Selain anjangsana dengan menggunakan SOP COVID-19, pihaknya juga melarang adanya warga kampung luar mengikuti salat Idul Fitri.
"Ada 4 lokasi Salat Idul Fitri. Kami mohon maaf, warga di luar Kemiren tadi tidak bisa salat di tempat yang sudah ditentukan. Karena memang kami menjaga warga kami agar tidak tertular COVID-19," tambahnya.
Tak hanya itu, warga Desa Kemiren yang baru saja mudik, harus juga melakukan isolasi mandiri. Pengawasan ketat pun dilakukan bagi mereka yang sudah nekat pulang pada Lebaran ini.
"Ada beberapa. Kita lakukan pengawasan ketat," pungkasnya.