Wakil Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung Galih Nusantoro, mengatakan kasus berawal saat seorang pegawai EM warga Kecamatan Ngantru terdeteksi reaktif saat dilakukan rapid test secara acak di salah satu supermarket.
"Kemudian kami melanjutkan dengan melakukan tracing terhadap rekan kerjanya di dispendukcapil. Mengingat EM ini adalah pejabat struktural dan tanggal 18 sempat melakukan rapat," Galih Nusantoro, Sabtu (23/5/2020).
Dari 62 pegawai yang dilakukan rapid test, ditemukan dua reaktif, yakni TN warga Kecamatan Pakel dan AN warga Kecamatan Sumbergempol. Saat ini ketiga pegawai Dispendukcapil Tulungagung tersebut telah dikarantina di Rusunawa IAIN Tulungagung. Rencananya hari ini mereka akan menjalani pengambilan swab tenggorokan guna diperiksakan ke laboratorium.
"Kemudian untuk keluarga dari ketiga pegawai itu juga sudah kami rapid test, jumlahnya ada 15 orang dan hasilnya non reaktif semua," imbuhnya.
Pascapenelusuran itu tim gugus tugas akan segera melakukan evaluasi dan rapat koordinasi dengan Bupati Tulungagung untuk menentukan langkah lanjutan, terutama menyangkut keberlangsungan pelayanan masyarakat di kantor dispendukcapil.
"Pertama, dimungkinkan akan WFH (work from home) terhadap seluruh karyawan, semua yang non reaktif bekerja dari rumah dan isolasi mandiri, sedangkan yang reaktif di rusunawa," ujarnya.
Rencana langkah penutupan layanan di kantor dispendukcapil itu diharapkan bisa memutus mata rantai penularan COVID-19. Namun keputusan pasti terkait layanan dispendukcapil baru akan ditetapkan pascalebaran.
"Kami masih akan bahas mengenai strategi pelayanan kepada masyarakat, karena saat ini kan sudah online. Kami berharap nantinya layanan masyarakat tidak terganggu," ujarnya. (fat/fat)