Saat itu, usai mengalami kecelakaan, Zakaria langsung mengalami kebutaan total. Dia pun harus kehilangan pekerjaannya sebagai waiters di salah satu hotel.
Kini, Zakaria beralih profesi menjadi tukang pijat tuna netra. Dia menggantungkan hidupnya menjadi tukang pijat sebagai satu-satunya sumber penghasilan. Tapi akibat pandemi COVID-19 ini, Zakaria tidak bisa memijat lagi karena pelanggannya tidak ada yang berani untuk pijat.
"Banyak pelanggannya yang tidak berani pijat dan ini menyebabkan kesulitan ekonomi di keluarganya," kata Dirlantas Polda Jatim Kombes Budi Indra Dermawan di kediaman Zakaria di Surabaya, Minggu (17/5/2020).
Tak hanya Zakaria, Budi juga menyambangi Purnomo, warga Kampung Tambak Sari yang sebelumnya berprofesi sebagai supir truk. Budi menceritakan usai kecelakaan, kaki kanan Purnomo harus diamputasi dan tidak bisa bekerja lagi.
"Pak Purnomo kini harus melakukan rawat jalan dan terapi, namun semenjak adanya COVID-19, rawat jalan dan terapi menjadi terkendala karena khawatir akan tertular. Hal ini menghambat proses pemulihan pak Purnomo yang mana harus menanggung beban hidup keluarganya," imbuh Budi.
Budi pun mengajak jajarannya di 39 polres kabupaten dan kota untuk ikut menyumbangkan sedikit rezeki. Bantuan yang terkumpul ini diberikan kepada para korban kecelakaan. Terutama yang mengalami cacat akibat kecelakaan hingga kehilangan pekerjaan.
"Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan empati, kepekaan, solidaritas, dan kepedulian Polantas di masa pandemi COVID-19. Ini yang harus dihadapi secara gotong royong, sehingga dapat meringankan beban sesama khususnya korban laka lantas," papar Budi.
Sementara itu, Zakaria mengaku bantuan ini sangat bermanfaat bagi keluarganya. Terlebih di masa pandemi COVID-19, dia harus kehilangan penghasilannya karena sepinya permintaan memijat.
"Terima kasih pak, terima kasih banyak," tambah Zakaria tak kuasa menahan haru. (hil/iwd)