Dimulai dari Sabtu (9/5) ada tambahan 128 kasus positif. Kemudian pada Minggu (10/5) ada tambahan 83 kasus. Senin (11/5) ada tambahan 43 kasus.
Selanjutnya pada Selasa (12/5) ada tambahan 115 kasus, Rabu (13/5) ada tambahan 117 kasus dan Kamis (14/5) ada tambahan 92 kasus. Sehingga selama 6 hari ada tambahan total 578 kasus. Jatim sendiri secara keseluruhan ada 1.858 kasus positif COVID-19 hingga data pada Kamis (14/5) pukul 17.00 WIB.
Banyaknya penambahan kasus positif COVID-19 mendapat perhatian khusus dari Ketua Gugus Kuratif Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi. Menurutnya, saat ini proses tes kepada orang yang berisiko dilakukan secara massal.
"Tidak apa-apa kalau hasilnya meningkat, semakin banyak orang yang diperiksa/tes itu lebih baik," kata Joni di Surabaya, Jumat (15/5/2020).
Dirut RSU dr Soetomo ini menjelaskan, tes secara massal bisa dilakukan dengan rapid test. Hal ini mempercepat penanganan terhadap seseorang utamanya yang berisiko dan Orang Tanpa Gejala (OTG).
"Memang saat ini dimasifkan rapid test. Tes ini cepat keluarnya, sehingga penanganan bisa langsung dilakukan. Tidak apa-apa penambahan banyak, asal kita sudah menjangkau banyak orang. Tetapi kita juga punya batas alat, tidak bisa langsung lebih banyak," jelasnya.
Tambahan kasus positif yang cukup signifikan di Jatim, menurut Joni juga berdampak pada rumah sakit yang kesulitan mencari tempat bagi pasien.
"RS kesulitan mencari tempat yang pas. Tidak semua tempat tidur bisa buat COVID-19, harus masuk isolasi negatif, supaya tidak menularkan ke tenaga medisnya," katanya.
"Saya dengar RS swasta juga bekerja sama dengan pemkab/pemkot. Itu bagus sekali, syukur-syukur secara sukarela mereka menawarkan tempat langsung," pungkasnya. (fat/fat)