Pengusaha Kue Kering di Banyuwangi Menjerit, Omzet Merosot 50 Persen

Pengusaha Kue Kering di Banyuwangi Menjerit, Omzet Merosot 50 Persen

Ardian Fanani - detikNews
Jumat, 15 Mei 2020 09:39 WIB
Pengusaha Kue Kering Keluhkan Omzet Merosot 50 Persen
Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi -

Pengusaha industri kue kering mengeluhkan pendapatannya merosot drastis, menyusul pandemi Corona. Omzet penjualan kue kering di Banyuwangi mengalami penurunan hingga 50 persen.

Seperti yang terjadi di rumah industri kue kering ANISA di Desa, Lemambang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi. Aktivitas para pegawai membuat kue tidak seramai seperti tahun sebelumnya. Karena sebagaian pegawai dirumahkan, seiring menurunnya produksi kue kering akibat omzet penjualan menurun drastis.

Biasanya awal hingga pertengahan puasa, para pelanggan mulai berdatangan membeli kue untuk persiapan lebaran. Namun untuk kali ini, hanya beberapa pelanggan yang order ataupun membeli langsung kue lebaran.

Parahnya lagi, pesanan kue lebaran dari para pelanggan yang dipesan sebelum puasa juga banyak dibatalkan, karena mereka tidak bisa mudik akibat adanya larangan dari pemerintah.

"Tahun ini tidak sama seperti tahun kemarin, tahun ini mengalami penurunan 50 pesen. Pelanggan saya tidak ada yang mudik jadi sangat pengaruh ke penjualan. Kita tidak bisa produksi banyak, dan sebagain pegawai kita rumahkan dulu. Sebenarnya sebelum puasa sudah banyak yang order, tapi mendadak dibatalkan, karena tidak bisa mudik," kata Kurnia Dwi Lestari, pemilik rumah industri kue kering ANISA kepada wartawan, Jumat (15/5/2020).

Kurnia menambahkan, jika kondisi normal seperti tahun sebelumnya pesanan kue kering bisa mencapai 1 kwintal setiap harinya. Namun, kali ini meski sudah mendekati lebaran hanya mampu memproduksi separuhnya, yaitu 500 kg tepung.

"Ya biasanya kalau normal itu bisa produksi sampai 1 kwintal tepung setiap harinya. Tapi sekarang ga bisa, paling separuhnya. Tapi ga apa karena ini memang kondisinya begini, tetap saya pertahankan. Karena ini usaha warisan dari ibu saya sejak sepuluh tahun lalu," tambah Kurnia Dwi Lestari.

Meski demikian Kurnia Dwi Lestari yang sudah menggeluti usaha kue kering sejak sepuluh tahun lalu tersebut mengaku akan terus bertahan dan berjuang di tengah wabah pandemi COVID-19. Sebab usaha yang digeluti ini adalah warisan dari keluarganya yang harus dipertahankan.

Untuk kue kering khas lebaran yang dijual di antaranya, opak gulung, kue bolu tape, kue grem, kue senyum dan pia kacang. Selain dijadikan sajian lebaran, kue-kue tersebut biasanya juga dijadikan oleh-oleh bagi para perantau yang akan mudik ke tempak kerjanya ke luar kota setelah lebaran.

Omzet Pengusaha Kue Kering turun 50 persen/Omzet Pengusaha Kue Kering turun 50 persen/ Foto: Ardian Fanani

Harga kue kering yang ditawarkan di pusat jajanan khas Banyuuwangi ini sangat bervariatif, mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu, tergantung jenis kue yang dibeli. Sedangkan satu bungkus opak gulung dijual Rp 10 ribu, kue bolu tape dijual Rp 17 ribu dan kue grem dijual Rp 25 ribu.

"Sementara hanya mengandalkan pelanggan di sekitar wilayah Banyuwangi. Selain itu penjualan secara online kita akan terus dimaksimalkan. Kita berharap, pandemi COVID-19 segera berlalu agar usaha kamj kembali normal seperti biasanya," pungkasnya.

Pembeli mengaku memilih membeli kue karena tidak ingin diretpotkan membuat kue sendiri di rumah. Selain itu, rasanya enak, harganya pun juga sangat terjangkau untuk kalangan orang bawah.

"Ini belanja kue kacang sama kue bolu untuk hari raya, setiap tahun beli disini. Harganya murah, rasanya enak dan bisa melihat langsung proses pembuatan kue," ujar Sofi, pembeli kue.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.