"Yang ikut rapid test 50 pedagang," kata Kepala Bagian Perekonomian dan Usaha Daerah Pemkot Surabaya Agus Hebi Djuniantoro kepada detikcom, Kamis (14/5/2020).
Dari informasi yang didapat, salah satu pedagang yang positif Corona itu merupakan warga Peneleh, Surabaya. Salah satu kegiatannya ada di pasar tersebut saat dilakukan tracing. Karena itu, siapa saja yang pernah melakukan kontak, dilakukan rapid test, agar cepat diketahui siapa saja yang terjangkit.
"Dari hasil tracing dari warga Peneleh, informasinya pedagang. Di-tracing karena positif, kemudian dia ke pasar dan sebagainya kegiatannya dia. Kita tracing ternyata orang itu sering ke sini (Pasar Genteng Baru), makanya kita gelar rapid test," jelasnya.
Meski ditemukan satu pedagang positif dan dilakukan rapid test ke 50 pedagang, Pasar Genteng Baru belum dilakukan penutupan sementara seperti pasar lainnya di Surabaya. Hebi mengatakan keputusan ditutup atau tidak akan didiskusikan dengan Dinkes Surabaya.
"Intinya, kami koordinasi dengan Dinkes apakah memungkinkan untuk karantina parsial. Karena kasihan yang ndak terkena, terus penularannya seberapa kalau penutupan parsial, treatment-nya bagaimana," ujarnya.
Menurutnya, meskipun ada karantina wilayah atau pedagang, orang bisa berjualan sembako di pinggir jalan. "Karena sembako boleh dijual di mana-mana, di jalan juga bisa. Nah, nanti malah penyebarannya penyakitnya nggak keruan," pungkasnya. (fat/fat)