Jubir Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Blitar Krisna Yekti menjelaskan PDP pertama seorang wanita berusia 42 Tahun. Warga Kecamatan Kanigoro ini diketahui pernah bepergian ke Malang untuk berobat.
"Tanggal 12 Mei, pasien masuk RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, dengan keluhan sesak napas, tenggorokan sakit, dan seluruh otot terasa sakit," kata Krisna saat dimintai konfirmasi detikcom, Kamis (14/5/2020).
Pasien, lanjut Krisna, kemudian menjalani rapid test dan hasilnya nonreaktif. Namun tim medis juga sempat mengambil tes swab-nya pada tanggal yang sama.
"Pasien dilaporkan meninggal pukul 00.30 WIB dan hari ini kami lakukan tracing kepada lima orang yang kontak erat dengannya," imbuhnya.
Sedangkan PDP kedua adalah pria berusia 60 tahun. Warga Kecamatan Selopuro ini diketahui baru pulang menyusul anaknya di Surabaya. Pada 9 Mei, pasien mengeluhkan demam serta nyeri otot dan sendi.
"Tanggal 10 Mei berobat ke Puskesmas Selopuro dan tanggal 12 Mei dirujuk ke RSUD Ngudi Waluyo. Pasien ini tidak ada riwayat comorbid," tutur Krisna.
Selama dirawat, imbuhnya, pasien juga menjalani rontgen toraks dan menunjukkan pneumonia, sehingga dilakukan rapid test. Namun hasilnya nonreaktif. Meski begitu, tim medis tetap mengambil tes swab karena adanya pneumonia itu.
"Kami juga telah lakukan tracing terhadap 12 orang yang kontak erat dengan pasien. Dan mereka kami minta disiplin isolasi mandiri," tandas Krisna.
Dengan adanya tambahan dua PDP baru itu, data per 13 Mei, total ada sebanyak 35 PDP di Kabupaten Blitar. Dengan rincian, delapan sudah pulang dari rumah sakit, lima masih dirawat di rumah sakit, dan 11 meninggal dunia. Angka kematian PDP 11 ini terbanyak dibandingkan ODP sebanyak 10 kematian dan positif tiga kematian.
"Perlu diwaspadai dan saya harap masyarakat makin disiplin menerapkan protokol Corona," pungkasnya. (fat/fat)