Kepala UPT Asrama Haji Surabaya Sugianto mengatakan pihaknya sudah lama menyiapkan tempat karantina. Namun baru terealisasikan sekarang. Bahkan, Asrama Haji sudah menyiapkan dua gedung untuk karantina. Gedung itu pun letaknya bersebelahan namun ada jarak.
"Kita sudah siapkan gedung E1 dan E2 masing-masing berkapasitas 24 kamar dua lantai total dua lantai 48 kamar," kata Sugianto kepada wartawan di Asrama Haji Sukolilo, Rabu (13/5/2020).
Untuk mengantisipasi dua gedung penuh, pihaknya sudah menyiapkan satu gedung lagi. Letaknya pun masih di dalam satu komplek.
"Tetapi kami sudah mengantisipasi dua gedung yang kita sediakan ini kurang kami siapkan gedung lagi yang agak berjauhan tetapi dalam satu komplek Asrama Haji," ujarnya.
Akan tetapi, kesepakatan ini pun dipersetujui oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini itu dibatasi sampai 10 Juni. Sebab, pihaknya juga mengantisipasi jika pemerintahan Arab Saudi membuka kuota haji. Maka tempat tersebut harus segera disterilisasikan.
"Batas waktu maksimal tanggal 10 Juni (penggunaan karantina), karena tanggal 27 Juni dijadwalkan membuka operasional," tambahnya.
Artinya, 17 hari sebelum operasional dibuka, Asrama Haji harus sudah bersih dan steril. Sugianto juga menegaskan, jika Asrama Haji bukan klaster penyebaran Corona.
"Yang perlu dicatat, jika Asrama Haji itu klaster, sekarang dibuktikan kalau klaster kenapa jadi tempat karantina," pungkasnya. (fat/fat)