Jubir COVID-19 Kota Blitar, Moch Muchlis mengatakan, WN Malaysia ini pria berusia 18 tahun. Dia dan tiga santri Temboro lain pulang ke rumah orang tua mereka di Blitar pada Jumat (24/4).
Begitu sampai di Kota Blitar, ke empatnya langsung di tes rapid. Hasilnya, tiga non reaktif dan hanya satu santri pria yang reaktif. Gugus tugas COVID-19 lalu membawanya ke RSUD Mardi Waluyo untuk diambil tes swab pada Jumat (1/5).
"Dan hari ini kami terima hasil tes swabnya. Hasilnya dia positif terinfeksi Corona," jelas Muchlis kepada detikcom, Selasa (12/5/2020).
Begitu memperoleh keterangan itu dari Surabaya, gugus tugas penanganan COVID-19 Kota Blitar langsung menjemput yang bersangkutan untuk diisolasi di runah sakit rujukan. Yakni RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar.
"Kondisinya sih baik, sehat, tanpa keluhan. Sejak awal datang dari Temboro, santri ini OTG. Namun untuk keamanan bersama kami putuskan diisolasi saja di dalam rumah sakit," imbuhnya.
Dinkes Kota Blitar juga langsung melakukan tes rapid semua anggota keluarga pasien positif. Terdata, santri ini tinggal bersama ibu dan dua saudaranya di Kelurahan Tanjungsari Kecamatan Sukorejo.
Santri dari klaster Temboro ini menjadi pasien positif kedua di Kota Blitar. Sebelumnya pada awal April, seorang warga di Kecamatan Sukorejo juga positif terinfeksi Corona dari klaster asrama haji Surabaya. Namun sudah dinyatakan sembuh dan selesai masa isolasi mandirinya. Adanya pasien positif baru ini, menjadikan Kota Blitar masuk zona merah kembali.
Data gugus tugas penanganan COVID-19 Kota Blitar per Senin (11/5) ada dua ODP baru dari jumlah total 199 orang. Lalu ada 33 OTG dengan rincian 28 selesai dipantau dan 5 proses dipantau. Ada empat PDP yang semuanya sudah selesai masa pemantauan. Dan ada 29 ODR baru dari jumlah total 1751. Ini artinya, masih ada puluhan warga Kota Blitar yang pulang kampung di saat pandemi Corona. (fat/fat)