Masyaallah, Salat di Masjid Ar Rahman Blitar Berasa Seperti di Masjid Nabawi

Masyaallah, Salat di Masjid Ar Rahman Blitar Berasa Seperti di Masjid Nabawi

Erliana Riady - detikNews
Selasa, 12 Mei 2020 03:39 WIB
masjid Baid Ar Rahman
Masjid Baid Ar Rahman yang mirip dengan Masjid Nabawi (Foto: Erliana Riady)
Blitar -

Masjid Baid Ar Rahman berdiri megah di Kota Blitar. Dengan arsitektur Utsmaniyah Mamluk, ibadah di masjid ini atmosfernya serasa seperti di Masjid Nabawi, Madinah. Masyaallah.

Dibangun di atas lahan seluas hampir 5.000 meter persegi, masjid ini merupakan obsesi Abah Hariyanto seorang pengusaha ternama di Kota Blitar. Dari pengalaman spiritual yang sangat mendalam ketika naik haji pertama kali di Masjid Nabawi, membuat Abah Hariyanto ingin setiap saat bisa merasakan berada di suasana khusyuk ketika beribadah.

Ketua Takmir Masjid Ar Rahman H. Moch Fuad Saiful Anam menceritakan, keinginan Abah membangun miniatur Masjid Nabawi di Blitar ada sejak tahun 2018. Peletakan batu pertama pembangunan masjid di Jalan Ciliwung ini pada 24 Desember 2018. Dan selesai proses pembangunan pada 25 Desember 2019.

"Seorang arsitektur dari Malang bisa menerjemahkan keinginan Abah hingga terealisasi di Masjid Ar Rahman ini. Abah juga ingin, semua orang yang salat di sini bisa merasakan atmosfer yang sama dengan salat di Masjid Nabawi," tuturnya kepada detikcom, Selasa (12/5/2020).

Memasuki halaman masjid ini, kita disuguhi pemandangan indah. Sebanyak 10 tiang penyangga payung berdiri berjajar dengan megah. Bentuk payung ini sama seperti yang tampak di bagian luar Masjid Nabawi. Ornamen tembaga dengan warna emas melilit di bagian atas tiang yang dihiasi lampu indah dengan bentuk serupa di Madinah.

Ciri khas kontemporer klasik Utsmaniyah Mamluk langsung bisa dilihat dari bentuk pilar melengkung dengan motif hitam putih. Desain pilar seperti ini ada di semua bagian masjid.

Sebanyak 11 pintu masuk setinggi tiga meter dengan lebar dua meter terlihat megah menyambut datangnya para jemaah. Pintu kayu jati ini dilapisi tembaga berukir dengan motif kaligrafi yang cantik.

"Semua bahannya lokal. Kayu, granit, keramik dan porselen serta batu andesit yang menempel di bagian dalam masjid kami datangkan dari Tulungagung," jelasnya.

Sedangkan semua interior berbahan tembaga bercat emas, lanjutnya, dikerjakan seorang perajin tembaga dari Boyolali, Jawa Tengah. Semua motif dan kaligrafi yang tercetak di tembaga itu dibuat sama persis dengan interior di Masjid Nabawi.

"Untuk Mihrab atau tempat untuk imam, didesain seperti kita berhadapan langsung dengan Ka'bah. Desain dinding Ka'bah seperti itu, kaligrafi di sekitar Ka'bah juga seperti itu. Dan kiswah yang pasang di bagian pintu masuk Ka'bah itu, kiswah asli yang pernah dipakai menutup Ka'bah tahun 2016," ungkapnya.

Istimewa memang. Kiswah ini dari kain sutra. Disulam menggunakan benang emas. Ketika detikcom meraba bagian sulam, ternyata tidak lembut seperti benang. Namun tektur kasar, seperti kawat yang dilapisi emas.

"Ya memang bukan benang ya, tapi logam mulia," tandasnya.

Bagian dalam masjid Baid Ar RahmanBagian dalam masjid Baid Ar Rahman (Foto: Erliana Riady)

Tak hanya itu. Abah Hariyanto juga mendatangkan karpet sajadah untuk sembahyang, langsung dari Turki. Namun karena saat ini pandemi Corona, karpet yang biasanya terpasang untuk sementara digulung. Agar para jamaah membawa sendiri sajadahnya masing-masing dari rumah.

"Bahkan untuk pengharum ruangan, juga diimpor langsung dari Madinah. Jadi saat di Masjid Nabawi, ketika marbotnya menyemprotkan parfum ruangan itu kami dekati. Kami tanya mereknya apa, belinya dimana. Jadi sekarang kami punya link untuk mengimpor langsung pengharum ruangan ini dari Madinah," ujar Fuad.

Wow....bisa membayangkan bagaimana armosfer Masjid Nabawi yang berusaha diciptakan di Masjid Ar Rahman kan? Masjid dengan kapasitas sekitar 1.000 jemaah ini masih makmur didatangi jemaah setiap hari di saat pandemi Corona.

Dulu, sebelum Corona mewabah, ada kajian kitab kuning usai salat Subuh dan Magrib. Usai kajian, jemaah diajak makan bersama. Dan takmir masjid selalu menyiapkan 1.000 porsi makanan tiap pagi dan petang.

"Selama Ramadhan, jemaah Tarawih tetap kami laksanakan. Namun kami tidak sediakan takjil, itu semua demi ketertiban mendidik physical distancing. Semoga Corona segera sirna agar banyak masyarakat bisa merasakan nikmatnya salat di masjid Ar Rahman ini serasa di Masjid Nabawi," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.