Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jatim diskusi bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Dalam pertemuannya di Balai Kota Surabaya, dua organisasi ini membahas usulan rumah sakit karantina khusus pasien Corona dengan gejala ringan.
"Jadi kita berdiskusi dengan Bu Risma, kita mengusulkan, seperti kita ketahui COVID-19 ini 80 persen ringan gejalanya, 15 persen berat gejalanya, dan 5 persen kritis," kata Ketua IDI Surabaya dr Brahmana Askandar kepada wartawan di Balai Kota Surabaya, Senin (11/5/2020).
Dia menyarankan, kalau bisa di Surabaya ada rumah sakit rujukan khusus COVID-19 dengan pasien gejala berat dan kritis. Pun ada rumah sakit karantina untuk menangani pasien yang 80 persen memiliki keluhan ringan.
"Keluhan ringan ini ke depannya biar tidak membebani rumah sakit dan rumah sakit fokus menangani kasus yang berat dan kritis. Sehingga kasus kematian bisa ditekan sekecil mungkin," jelasnya.
Jadi, lanjut Brahmana, rumah sakit karantina ini tidak perlu fasilitas yang sangat lengkap seperti rumah sakit rujukan COVID-19. Sebab yang ditangani adalah pasien dengan gejala ringan.
"Sehingga mungkin bisa memakai fasilitas yang lapang bahkan misalnya tenda pun bisa dipakai untuk rumah sakit karantina. Kita nyebutnya rumah sakit karantina atau apalah nanti sebutannya," paparnya.
Sementara Ketua PERSI Jatim dr Dodo Anando menambahkan, jika RS rujukan lebih dikonsentrasikan kepada pasien yang 15 persen berat dan 5 persen kritis. Supaya bisa ditangani lebih maksimal dan angka kesembuhan Corona di Surabaya lebih bagus lagi.
Selain itu PERSI Jatim juga mengusulkan pencegahan penularannya. Yakni dengan rumah sakit karantina untuk pasien dengan kondisi ringan.
"Untuk RS yang karantian sudah ada beberapa usulan tempat kira-kira terserah bu wali mana yang dijadikan RS karantina. Yang jelas sudah ada surabaya ini ada dua rumah sakit swasta yang menyanggupi untuk mengkhususkan untuk kausu COVID-19," urainya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, jika pemkot sudah berkomunikasi dengan salah satu RS swasta di Surbaya. Salah satu gedungnya akan dijadikan RS khusus karantina.
"Kami sudah komunikasi dengan RS Husada Utama untuk memaksimalkan gedungnya untuk bisa digunakan," kata Risma.
Risma menyampaikan, jika akan ada 500 bed untuk pasien Corona. Tempatnya pun dipastikan terpisah dengan pasien rawat inap umum lainnya.
"Ruang hall pertemuannya katanya bisa sampai 500 bed. Bednya dari kita nanti kita bantu kemudia kita bisa gunakan untuk pasien kita," pungkasnya.