Jumlah positif COVID-19 di Jatim hingga Minggu (10/5) menunjukkan angka 1.491 kasus. Dari kasus tersebut, ditemukan 52 klaster yang ada di Jawa Timur. Lantas bagaimana penanganan klaster-klaster tersebut?
Ketua Gugus Tracing Penanganan COVID-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso mengatakan untuk penyebaran COVID-19 di klaster haji telah berhenti. Dari klaster itu, ditemukan 167 kasus.
"Sampai hari ini belum ada laporan perkembangan klaster tersebut. Jadi bisa disebut sudah berhenti," kata Kohar, Senin (11/5/2020).
Selain klaster haji, ada klaster Ponpes Temboro dan Klaster Sampoerna. Untuk klaster Ponpes Temboro ditemukan 46 kasus positif. Untuk saat ini penanganan masih dilakukan dengan mengadakan swab dan rapid test secara massal di ponpes tersebut.
Untuk klaster Sampoerna, Kohar menyebut ada 77 karyawan yang positif COVID-19. Ke-77 karyawan telah menjalani isolasi di rumah sakit milik Pemprov Jatim serta rumah sakit swasta. Karyawan tersebut sebelumnya diisolasi di salah satu hotel di Surabaya.
Selain itu, Kohar menambahkan adanya beberapa klaster baru di Jatim. Seperti klaster dari Pasar di Bojonegoro dan klaster Tenaga Kesehatan.
"Untuk klaster tenaga kesehatan ini bukan karena pekerjaannya di RS, tapi mereka terkena di tempat praktik pribadinya," jelasnya.
Sementara Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan ada klaster baru di 3 pasar di Bojonegoro. Klaster tersebut memunculkan 168 orang yang hasil rapid testnya reaktif.
"Kami sudah kirim tim tracing Gugus Tugas Jatim ke sana untuk melakukan test swab kepada 71 orang. Insya Allah besok 74 orang akan dites swab lagi. Kami sudah sampaikan ke Ibu Bupati Bojonegoro agar yang sudah terkonfirmasi reaktif rapid test, sebaiknya semua diobservasi. Ada tempat BLK Disnaker Jatim dan UPT Dinsos Jatim di Bojonegoro yang bisa digunakan untuk percepatan layanan ruang observasi," pungkasny