"Saat ini pemkot menyiapkan 265 kamar hotel untuk mereka yang negatif. Dalam arti mereka yang keluarganya ada yang positif dan dipisahkan dari keluarga. Untuk memisahkan dari keluarga, mereka dipindah ke hotel," kata Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya M. Fikser kepada wartawan di balai kota, Sabtu (9/5/2020).
"Keluarganya yang positif itu yang masih dalam keadaan sehat tetapi dia melakukan rawat jalan," tambahnya.
Dia mengatakan, ada dua hotel yang disediakan Pemkot Surabaya. Kapasitasnya 265 kamar. Saat ini pasien rawat jalan ada 128 orang yang terdata. Sedangkan yang rawat inap ada 261 pasien.
Pemkot, jelas dia, juga mendampingi perkembangan pasien lain. Seperti OTG, ODP dan PDP. Bahkan dalam perkembangannya pasien terus bertambah, Pemkot Surabaya melakukan penambahan kamar di rumah sakit sebanyak 120 bed.
Khusus untuk RSUD Soewandhie dari 22 kamar, tambah Fikser, akan ditambah sekitar 36 kamar, sehingga total ada 58 kamar. Sedangkan di RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) dari 12 kamar akan ditambah 52 kamar. Total akan ada 64 kamar.
"Di samping itu, ada penambahan kapasitas kamar sekitar 40 dengan rumah sakit swasta yang bekerja sama dengan pemkot. Untuk itu, pemkot menyiapkan 120 tempat tidur di RS swasta memenuhi kebutuhan di rs sehingga ketika masuk tercukupi kamarnya," jelasnya.
Fikser menambahkan ada tiga RS swasta yang sudah berkomunikasi dengan pemkot membangun rumah sakit darurat Corona. Dengan membangun RS darurat, bisa menambah jumlah bed.
"Mereka akan membangun RS darurat, dengan kerja sama proses perizinan cepat, murah, ada komitmen retribusi dan lainnya. Yang terpenting bisa menampung warga Surabaya di luar RS rujukan. Kita kerja sama dengan RS Unair biaya ditanggung pemkot," pungkasnya. (fat/fat)