Enam whole genome yang ditemukan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya berasal dari 20 sampel orang positif Corona. Whole genome merupakan sidik jari yang mengidentifikasi virus.
Kepala ITD Unair Prof Maria Inge Lusida mengatakan, Unair juga mempunyai next generation sequencer. Di mana pihaknya bisa memetakan seluruh gen dari virus Corona.
"Dari 20 itu sudah hampir komplit ada 6. Sehingga kalau sudah 100 persen kita akan deposit di data bank. Sementara 99,6 persen jadi hampir. Beberapa hari lagi kita deposit dan daftarkan di GISAID," kata Inge kepada wartawan di Gedung Rektorat Unair C, Jumat (8/5/2020).
Menurutnya, 6 whole genome yang ditemukan sudah cukup bagus dan bisa dianalisa. Sampel yang diteliti juga didapat dari beberapa daerah di Indonesia.
Inge mengatakan, virus RNA mudah bermutasi dari satu orang ke orang berikutnya. Virus Corona ini juga lebih banyak ditemukan dari China dan Eropa.
"Dari 6 (whole genome) ini kita mendapat 4 yang dekat dengan China dan 2 dekat dekat dengan Eropa," ujarnya.
"Yang di China itu membentuk klaster sendiri untuk gennya berdekatan. Eropa bermutasi dan membentuk kesamaan sendiri. Dari sini kita bisa melacak jalannya transmisi itu," lanjutnya.
Jika kasus Corona di Indonesia semakin banyak, maka akan dianalisa bagaimana klinisnya, apakah hal tersebut menyebabkan perubahan dari antigeniknya. "Sehingga nanti berpengaruh pada pembuatan vaksin itu. Nanti lebih jauh akan ke situ," lanjutnya.
Selanjutnya Inge mengatakan, penelitian akan terus dilanjutkan dengan mengambil sampel lagi dari beberapa daerah di Indonesia agar DNA-nya bisa diurutkan. Bila dalam mengurutkannya tidak ada yang terlewat, berarti tidak ada virus yang bermutasi di Indonesia.
"Tapi kalau tidak urut, berarti ada virus yang bermutasi," pungkasnya.