Belum Berani Pulang, Warga Situbondo yang Dituduh Dukun Santet Memprihatinkan

Belum Berani Pulang, Warga Situbondo yang Dituduh Dukun Santet Memprihatinkan

Ghazali Dasuqi - detikNews
Selasa, 05 Mei 2020 19:38 WIB
santet di situbondo
Foto: Ghazali Dasuqi
Situbondo -

Warga Situbondo yang dituduh dukun santet hingga rumahnya dirusak masih bertahan di tempat evakuasi atau 'pengungsian', yakni di Wisma Rengganis Situbondo. Mereka masih belum berani pulang.

Pasutri LT (65) dan WN (55) belum berani pulang ke rumahnya di Desa Sumberejo Kecamatan Banyuputih. Pasutri tersebut masih tinggal di tempat pengungsian bersama anak, menantu, dan cucunya.

"Kami semua belum berani pulang. Karena kabarnya suami saya masih jadi incaran. Makanya, kami semua bertahan di sini," kata WN didampingi keluarganya kepada wartawan, Selasa (5/5/2020).

Ironisnya, selama berada di tempat 'pengungsian' pasutri ini justru nyaris lepas dari perhatian. Terbukti, LT dan istrinya WN hingga kini tidak bisa ganti baju. Sebab tak satu pun lembar pakaian yang mereka bawa, saat amuk massa terjadi di rumahnya, beberapa hari lalu. Sementara anak, menantu, dan cucunya, bisa ganti baju karena dapat bantuan pakaian dari rekannya di Situbondo.

"Saya, suami, dan anak saya dapat ganti baju tapi hanya satu. Itu pun untuk atasan saja. Makanya, satu dipakai satunya langsung dicuci, begitu terus. Kalau ibu dan bapak ini tidak ada baju ganti sama sekali," timpal YT, anak korban.

Tak hanya soal pakaian saja. Untuk makan keluarga ini juga harus menunggu belas kasihan. Sebab, tidak ada kiriman logistik selama mereka diamankan di Wisma Rengganis Situbondo. Praktis, untuk santap sahur dan buka puasa mereka sering kebingungan.

"Terpaksa kami tidak puasa, karena bisa jadi tidak ada makanan untuk sahur. Ini saja kami baru makan, setelah tadi pagi dikasih uang Rp 100 ribu oleh penyidik," sambung YT.

Kondisi korban yang memprihatikan itu menarik perhatian seorang pengacara di Situbondo. Pengacara bernama Supriyono itu bahkan bersedia mendampingi proses hukum keluarga ini, tanpa meminta biaya sepeserpun. Menurut pengacara asal Besuki ini, dirinya terpanggil untuk mendampingi karena prihatin dengan kondisi korban. Apalagi, salah satunya masih balita.

"Aksi perusakan dengan tuduhan dukun santet itu sangat keji dan belum tentu benar. Apalagi yang diduga pelanggaran itu bukan pelanggaran hukum. Hanya dugaan santet, pembuktiannya juga susah. Jadi pelaku perusakan itu harus ditindak tegas," kata Supriyono di Wisma Rengganis Situbondo.

Terkait keadaan keluarga korban saat ini, Supriyono meminta agar segera ada perhatian. Baik dari pemerintah Kabupaten juga pemerintah desa asal para korban. Karena hingga saat ini, para korban masih minim fasilitas. Baik pakaian maupun untuk keperluan makan sehari-hari.

"Saya kira ada anggaran-anggaran yang bisa digunakan untuk kepentingan itu," tandas Supriyono.

Sebelumnya, gegara dituduh punya ilmu santet, rumah seorang warga Situbondo jadi sasaran amuk massa. Rumah milik pasangan suami istri LT (65) dan WN (55), di Desa Sumberejo Kecamatan Banyuputih, dirusak puluhan orang hingga roboh. Selain rumah berbahan kayu itu yang ambruk, banyak juga perabot di dalamnya yang ikut rusak.

Bahkan, sebuah mobil dan sepeda motor milik pasutri itu juga ikut rusak tertimpa bangunan rumah yang roboh. Kaca-kaca mobil itu pecah berantakan, bodinya juga banyak yang remuk. Mengantisipasi hal tak diinginkan, LT dan keluarganya langsung dievakuasi. Kini mereka diamankan pihak kepolisian.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.