Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Sinarta mengatakan memang ada efek, tapi angkanya sangat kecil. Hal tersebut belum mendongkrak penghasilan dari industri perhotelan.
"Melihat realita di lapangan dan data, tidak berdampak signifikan ya. Sangat kecil dampaknya," kata Sinarta kepada detikcom, Sabtu (2/5/2020).
Sinarta menjelaskan, salah satu alasan mengapa Work From Hotel tidak membangkitkan penghasilan industri hotel karena daya beli.
"Daya beli masyarakat sekarang anjlok, semua terdampak. Meskipun hotel sudah kasih promo, tapi kalau daya beli masyarakat sudah tidak karuan gimana bayarnya," jelas Sinarta.
"Sekarang fokus masyarakat adalah bagaimana uang yang dimiliki berguna dengan baik. Memang WFH bagus untuk mengusir kejenuhan di rumah, tapi apa daya, memang sekarang situasi serba sulit," imbuhnya.
Sinarta menyebut okupansi hotel di Jatim saat ini berada di kisaran 15-20 persen. Angka tersebut perlahan memang sedikit membaik dari pada awal April lalu yang berada di 10-15 persen.
"Karena okupansi ini meningkat sedikit juga karena banyak hotel tutup. Opsi menyewa hotel akhirnya tersisa beberapa pilihan, sehingga memang ada naik tapi kecil sekali," terangnya.
Sinarta berharap agar wabah COVID-19 segera berlalu. Sehingga sektor pariwisata, restoran dan perhotelan bisa kembali bangkit.
Simak juga video Cegah Corona, 7 Hotel di Parepare Tutup dan Merumahkan Karyawan:
(fat/fat)