Puluhan pemohon administrasi kependudukan (adminduk) nekat berkerumun di kantor Dispendukcapil Kabupaten Mojokerto. Mereka terpaksa mengabaikan physical distancing untuk mengambil berkas adminduk yang selesai diurus secara online.
Kerumunan warga terlihat sejak pagi tadi di depan pintu gerbang kantor Dispendukcapil Kabupaten Mojokerto, Jalan RA Basuni, Kecamatan Sooko. Semua warga tampak memakai masker. Mereka menunggu giliran masuk ke halaman Dispendukcapil.
Sementara di halaman kantor Dispendukcapil, antrean pemohon sudah panjang. Mereka diminta berdiri dengan jarak satu meter antara satu dengan yang lainnya. Demi menunggu giliran mengambil dokumen adminduk yang sudah jadi di dalam kantor, mereka rela berpanas-panasan.
Kondisi ini tentu saja dikeluhkan para pemohon. Seperti yang dikatakan Linda Sri Astutik, pemohon adminduk asal Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.
Dia tidak mengira bakal antre satu jam lebih di halaman kantor Dispendukcapil yang panas. Karena hari ini Linda tinggal mengambil dokumen adminduk yang sudah selesai diurus secara online. Belum lagi risiko tertular virus Corona lantaran harus berkerumun dengan pemohon yang lain.
"Pelayanannya kurang memuaskan. Harusnya sudah disiapkan sehingga tinggal mengambil saja. Ada Corona kok malah seperti ini. Katanya tinggal ambil saja ini masih disuruh baris berbaris di sini," kata Linda kepada wartawan di lokasi, Kamis (30/4/2020).
Hal senada dikatakan Dwi Indra (30), warga Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Dia datang ke kantor Dispendukcapil untuk mengambil e-KTP suaminya yang sudah selesai diurus via online. KTP milik suaminya hilang sehingga mengurus baru tanpa perlu perekaman data.
"Pelayanan online bagus, cuma antrenya untuk mengambil ini yang waktunya kurang maksimal karena dibatasi. Daripada antre di sana (Depan kantor Dispendukcapil) panas, lebih baik saya nunggu di sini (Bawah pohon di pinggir jalan)," terangnya.
Jam pelayanan di kantor Dispendukcapil memang dibatasi hingga pukul 12.00 WIB. Tak pelak para pemohon adminduk rela mengantre di bawah terik matahari dan berkerumun.
Kepala Dispendukcapil Kabupaten Mojokerto Bambang Wahyuadi mengakui antrean seperti ini terjadi sejak Senin (27/4). Menurut dia, antrean panjang pemohon adminduk terjadi karena mereka datang tidak sesuai jadwal dalam undangan.
"Masyarakat yang kami undang untuk mengambil hari ini hanya 200 sehingga saya perkirakan tidak ada antrean. Kami cek tadi ternyata yang datang bisa sampai 400. Karena yang kami undang hari-hari sebelumnya baru datang hari ini," jelasnya.
Sejak Corona mewabah, lanjut Bambang, pihaknya sudah menerapkan pengurusan adminduk secara online. Seperti e-KTP, KK, akta kematian dan akta kelahiran. Hanya saja pemohon tetap diminta datang ke kantor Dispendukcapil untuk mengambil dokumen adminduk yang selesai dicetak sekaligus menyerahkan berkas persyaratan.
"Semua pengurusan adminduk sudah online, kecuali legalisir dan perekaman e KTP," ujarnya.
Untuk mencegah antrean panjang kembali terjadi, Bambang mengaku telah menjalin kerjasama dengan PT Pos Indonesia. Ke depan, dokumen adminduk yang selesai dicetak akan dikirim oleh kantor Pos ke masing-masing pemohon.
"Insyaallah mulai minggu depan bisa diantarkan ke pemohon. Bisa juga mengurus secara kolektif sehingga yang mengambil satu orang," tandasnya.