Muncul Stigma Negatif di Desa Tulungagung yang Dikarantina Gegara Corona

Muncul Stigma Negatif di Desa Tulungagung yang Dikarantina Gegara Corona

Adhar Muttaqin - detikNews
Selasa, 28 Apr 2020 18:43 WIB
corona tulungagung
Jalan desa yang ditutup (Foto: Adhar Muttaqien)
Tulungagung - Lima hari terakhir, warga Desa Jabalsari, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung menjalani masa karantina pascatemuan satu warga positif Corona dan belasan reaktif rapid test. Lantas bagaimana kondisinya saat ini?

Humas Covid-19 Desa Jabalsari Arif Rohman mengatakan kini kondisi warga mulai berangsur-angsur tenang, pasokan kebutuhan sembako dan kegiatan perekonomian mulai tertata.

"Karena awal itu untuk SOP awal penutupan itu belum ada, kemarin itu sudah muncul SOP dari pemerintah, sehinga sudah jelas. Warga masyarakat juga sudah oke, tinggal penataan," kata Arif Rohman, Selasa (28/4/2020).

Dijelaskan Arif, untuk pasokan kebutuhan bahan pokok sehari-hari pihaknya telah menerima bantuan dari pemerintah maupun masyarakat umum lainnya. Namun pihaknya mengakui jumlah pasokan bantuan justru lebih banyak dari swasta.

"Pemkab sudah mengirimkan bantuan 500 paket sembako dan di luar itu (swasta) sangat banyak sekali. Kepada donatur dari luar kami ucapkan terima kasih sekali. Diakui atau tidak, memang yang paling banyak justru dari swasta," ujarnya.

Arif menambahkan, hingga kini kebutuhan bantuan yang paling banyak dibutuhkan masyarakat adalah kebutuhan pokok, sebab bantuan yang sebelumnya digulirkan akan semakin habis, karena digunakan sehari-hari.

Kebutuhan yang tidak kalah penting adalah pemulihan kondisi psikologis masyarakat, sebab selama masa karantina ini warganya banyak mendapat diskriminasi dan stigma negatif dari warga lain yang berada di luar wilayah.

"Psikologis sangat terpengaruh, karena stigma yang beredar di luar sangat menyakitkan sekali untuk masyarakat kami. Ada beberapa contoh, warga kami yang jualan di luar itu sampai ditutup dan disuruh pulang tidak boleh jualan di pasar tersebut. Ada tiga orang yang disuruh tutup oleh rekannya sendiri," imbuhnya.

Arif menambahkan, sesuai dengan SOP, warga yang keluar masuk dan bekerja di luar desa harus mendapatkan rekomendasi dari pemerintah desa."Kami akan mengeluarkan surat keterangan jika warga tersebut sudah melakukan rapid test dan negatif (nonreaktif)," katanya.

Pemerintah desa mengakui proses rapid test tidak bisa langsung dilakukan kepada seluruh warga, karena keterbatasan peralatan. Pihaknya berharap, ke depan bisa segera dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh sehingga akan mempermudah screening terhadap warga Desa Jabalsari.

"Seperti hari ini tadi juga dilakukan rapid test, tapi diutamakan untuk lansia dan ibu hamil. Untuk jumlahnya kami masih belum bisa memastikan, karena tadi sebagian lansia ada yang takut diperiksa. Mereka khawatir positif (reaktif)," imbuh Arif.

Sementara itu hingga hari ini jumlah warga Jabalsari yang dinyatakan positif terpapar Virus Corona satu orang, sedangkan warga yang reaktif rapid test mencapai 18 orang. Warga yang positif dan reaktif rapid test dilakukan karantina di tempat terpisah. (iwd/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.