"Peserta adalah warga Desa Tinatar sendiri. Didominasi siswa SD hingga SMK yang ada di sini," kata Himo Wahyudi (34) Kepala Desa Tinatar berbincang dengan detikcom, Minggu (26/4/2020).
Sebenarnya, lanjut Himo, kegiatan serupa sudah menjadi agenda rutin Ramadhan sejak 3 tahun terakhir. Bedanya, biasanya panitia hanya menyediakan hadiah berupa bensin dan pulsa HP. Namun kali ini, semua peserta mendapat tambahan masker dan sebotol kecil hand sanitizer.
"Karena situasinya memang seperti ini (pandemi COVID-19). Maka semuanya kita sesuaikan," tambah Himo terkait kegiatan keagamaan yang berlangsung di Musala Al-Mukarromin, depan balai desa.
Demi alasan physical distancing, lanjut tokoh muda itu, jumlah peserta dibatasi maksimal 4 orang per hari. Mereka harus mendaftarkan diri sehari sebelum tampil. Panitia lalu menyusun daftar tunggu sesuai jumlah peserta yang ada.
Teknis pelaksanannya pun, lanjut Himo, mengacu pada protokol kesehatan. Saat seorang peserta mengaji di tengah ruangan, yang lain menyimak dari jarak 2 meter. Baik peserta yang membaca Al-Quran maupun penyimak, semuanya wajib mengenakan masker.
Himo berharap event ngaji berhadiah ini dapat menggelorakan syiar Islam selama bulan suci Ramadhan. Selain itu kegiatan juga dimaksudkan untuk memberi ruang bagi para siswa saat belajar di rumah selama wabah Corona.
"Saya akui peran-peran guru ngaji selama ini sangat luar biasa dalam mencetak anak-anak. Dan kami istilahnya tinggal memetik hasilnya melalui kegiatan seperti ini," tutur kades.
Ditambahkan Himo, suskes kegiatan tahunan ini juga wujud partipasi semua elemen masyarakat di wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri tersebut. Bahkan untuk pengadaan masker dan hand sanitizer tidak semata mengadalkan Dana Desa.
"Banyak warga kita di perantauan yang tidak bisa mudik akhirnya mendonasikan rezekinya untuk mendukung kegiatan ini," pungkas Himo. (iwd/iwd)