Pasien merupakan seorang ibu yang setiap hari berjualan di depan rumahnya di RT 30, Desa Sukorejo, Bojonegoro. "Dimakamkan tadi pagi. Sepi saat proses pemakaman karena warga dilarang mendekat. Semua pakai APD petugasnya," jelas Kades Sukorejo, Budi Suprayitno kepada detikcom. Jumat (24/4/2020).
Budi juga menjelaskan, sebelum berstatus PDP, warganya itu sempat dirawat di Rumah Sakit Aisyiah. Baru pada Kamis (23/4) dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr R Sosodoro Djatikoesoemo. Namun beberapa jam kemudian meninggal dunia.
Baca juga: Lagi, PDP Corona Meninggal di Bojonegoro |
![]() |
"Iya jadi awalnya itu dirawat di Aisyiah, infonya punya sakit diabetes dan darah tinggi. Karena ada sesak napasnya lalu pindah ke Sosodoro. Di-rapid test positif (reaktif). Dan Tadi malam meninggal," imbuhnya.
Kini Desa Sukorejo tampak sepi dari aktivitas warga. Gang desa yang biasanya jadi Pasar Krempyeng juga lengang. Sementara enam orang yang merupakan keluarga dari pasien meninggal sudah menjalani rapid test. Hasilnya, semuanya nonreaktif.
"Untuk saat ini ditutup ya Pasar Krempyeng, gang juga ditutup. Kita berharap dan berdoa semoga hasil lab swab-nya (pasien yang meninggal) nanti negatif," lanjutnya.
Meninggalnya seorang PDP di Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro Kota dibenarkan Jubir Gugus Tugas COVID-19 Bojonegoro, Masirin. "Iya tadi malam meninggalnya dan dimakamkan tadi secara protokol karena PDP. Perempuan usia 67." pungkas Masirin.
(sun/bdh)