Gugus Tugas Jatim Rapid Test 200 Santri Temboro yang Jadi Klaster Corona

Gugus Tugas Jatim Rapid Test 200 Santri Temboro yang Jadi Klaster Corona

Hilda Meilisa Rinanda - detikNews
Selasa, 21 Apr 2020 23:13 WIB
Direktur Jenderal Kesehatan pada Kementerian Kesehatan Malaysia, Dr Noor Hisham Abdullah menyebutkan klaster baru penularan virus Corona. Klaster itu melibatkan 43 mahasiswa Malaysia yang baru pulang dari Temboro, Magetan.
Pemulangan santri Ponpes Al Fatah, Temboro, Magetan beberapa waktu lalu/Foto file: Sugeng Harianto
Surabaya -

Ponpes Al Fatah di Temboro, Magetan dinyatakan sebagai klaster baru penularan Corona. Kini 200 santrinya sudah menjalani rapid test.

"Tracing ke Temboro dengan arahan Ibu (Gubernur Khofifah), kami kemarin berangkat ke Magetan ke pendopo Magetan ditemui Bapak Bupati, dr Bangun dan dari Bapak Bakorwil," kata Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (21/4/2020).

"Jadi kami sudah periksa santri. Di sana santrinya 25 ribu, kebiasaan pesantren pas puasa pulang kampung. Saat ini sekitar 5 sampai 6 ribuan santri (yang masih di ponpes)," imbuhnya.


Di sana, Kohar menyampaikan pihaknya tak menggunakan APD. Namun menggunakan sejumlah perlengkapan perlindungan.

"Meskipun ndak pakai baju APD, kami pakai masker n95, pakai face shield. Karena kepadatan dari virus cukup tinggi, kami kasih pemahaman. Kemudian alhamdulillah dari pondok diperbolehkan selama didampingi pengasuh pondok. Sehingga bisa melakukan pemeriksaan bagus. Hari ini baru mencapai 200 (rapid test). Insyaallah akan kami teruskan lagi," imbuh Kohar.


Kohar menambahkan, pihaknya juga men-tracing santri yang sebelumnya melakukan kontak erat dengan 43 santri positif Corona yang sudah pulang ke Malaysia. Namun sejauh ini tak ada santri yang sakit.

"Jadi, seperti dengan berita yang ada, santri pulang positif kami tarik ke belakang, dari Pondok Temboro kontak erat kami cek, yang jauh orang ODR istilah Jatim. Kontak erat tidak ada gejala ya OTG, kalau gejala sakit OPD dirawat," ungkap Kohar.

"Kemudian yang sakit alhamdulillah tidak ada. Kalau sakitnya ada nanti di swab. ODP kita rapid test nanti akan kita lihat reaktif, kalau reaktif kita lanjutkan dengan swab," lanjutnya.


Sedangkan untuk santri yang non reaktif akan dilakukan isolasi. Santri yang kontak erat juga akan diberi penanganan khusus.

"Kemudian yang non reaktif kita isolasi, OTG juga di tes isolasi. Yang kontak juga diobservasi selama 14 hari. Hand sanitizer, masker, vitamin juga sudah dibagikan. Kemudian nanti akan kita observasi isolasi selama 14 hari. Ada lembar observasinya akan dipantau Dinkes. Hari demi hari dipantau kondisinya. Ini adalah konsep bagaimana masyarakat dibatasi dan memotong mata rantai, ini karantina di pondok. Itu yang sudah kami laporkan. Secara keseluruhan belum bisa dilaporkan karena masih berjalan," pungkas Kohar.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.