Penulis muda Situbondo menerbitkan novel keagamaan di tengah pandemi Corona. Novel berjudul 'Menunda Logis' ini mendapat banyak apresiasi.
Novel itu menceritakan perjalanan seorang perempuan muda menemukan kedamaian dalam beragama. Novel ini karya Izzul Muttaqin, penulis berusia 23 tahun.
Bukan saja karena karyanya yang dinilai bagus dan menarik. Tapi momentum terbitnya novel kelima karya lajang asli Desa Wringinanom, Kecamatan Asembagus juga dianggap tepat. Sehingga bisa dijadikan sajian bacaan saat warga diminta tinggal di rumah atau stay at home.
"Ini novel kelima saya. Kebetulan terbitnya di tengah pandemi wabah virus Corona. Jadi bisa jadi bacaan di rumah. Alhamdulillah banyak yang mengapresiasi," kata sang penulis novel, Izzul Muttaqin kepada detikcom, Jumat (17/4/2020).
Menurut alumnus Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo ini, hanya dalam beberapa hari sudah ratusan eksemplar novel karyanya yang terjual. Bahkan, banyak pejabat di Situbondo yang memilih memborong dan dibagikan kepada warga sebagai bahan bacaan selama stay at home.
Salah satunya, Plt Kepala Dinas Kesehatan yang juga Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Situbondo, Abu Bakar Abdi. Ia langsung memborong 70 eksemplar.
"Ini sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap karya anak muda Situbondo. Semoga ke depan bisa terus produktif menelurkan karya-karya yang penuh motivasi," papar Abu Bakar Abdi.
Hal serupa juga disampaikan Kepala DPMD Situbondo, H Lutfi Joko Prihatin. Mantan Kepala Dinas Sosial ini mengaku bangga dengan lahirnya novel ke lima karya anak muda Situbondo tersebut. Meski tidak terlalu tebal, papar Lutfi, namun isi dalam novel 'Menunda Logis' itu cukup padat, berbobot dan inspiratif.
"Makanya saya beli dalam jumlah banyak. Sebagian sudah saya bagi-bagikan kepada sejumlah anak muda, agar mereka memiliki semangat yang sama dengan penulis. Selain itu, novel ini juga bagus untuk bacaan selama stay at home," tutur Lutfi Joko Prihatin.
Selebihnya, Izzul mengaku senang novel kelima karyanya mendapatkan apresiasi yang baik. Khususnya di daerah kelahirannya di Situbondo. Dia pun berjanji akan akan terus menulis untuk melahirkan karya-karya novel berikutnya.
"Terima kasih buat ibu saya, yang terus memberikan mendukung saya sampai bisa seperti ini. Novel 'Menunda Logis' ini terbit juga berkat bantuan teman-teman saya, karenanya saya juga sampaikan terima kasih," pungkas Izul.