Sejak awal rencana mudik suami, ibu rumah tangga warga Desa Sidorejo, Ponggok, Blitar, ini sudah kuat menolak. Alasannya sangat logis di tengah pandemi virus Corona ini. Suami dikhawatirkan jadi carrier atau pembawa virus. Padahal si istri di rumah tinggal bersama dua anak mereka yang masih kecil-kecil.
"Saya melihat itu ya lucu ya sedih. Suaminya ini tidak pulang 20 hari ini. Ketika mau mudik, istrinya melarang. Karena istrinya menolak, jadi si suami kami karantina di SDN 4 Sidorejo ini," kata Kades Sidorejo, Sukatmo, kepada detikcom, Kamis (16/4/2020).
Sejak masuk karantina pada Jumat (10/4/2020), suami yang bekerja sebagai sopir truk Fuso ini sering minta istrinya membuat masakan kesukaan. Padahal, di lokasi karantina, pihak desa menyiapkan semua kebutuhan dasar pemudik, termasuk makan tiga kali sehari.
"Ya mau masakin. Tapi, pas ngantar, istrinya juga minta dipasangi dua bangku sekolah sama tali rafia. Sekitar dua meterlah jaraknya. Kalau omong ya saling teriak gitu," tutur kades ini sambil tertawa.
Pihak desa pun, lanjutnya, tidak mengizinkan keluarga pemudik yang dikarantina sering berinteraksi dengan mereka. Relawan yang menjaga lokasi karantina membatasi dua kali selama sepekan.
Sebelumnya, dua pekerja dari Kalimantan ditolak istrinya masuk rumah. Bahkan sang istri melaporkan sendiri kedatangan suaminya ke pamong desa. Sang suami yang ngeyel mudik pun diamankan aparat dan pamong desa, kemudian dimasukkan di SDN 4 Sidorejo sebagai lokasi karantina.
Simak juga video Tak Ingin Jadi Pembawa Virus Corona, 80 Mahasiswa di Makassar Tak Mudik:
(fat/fat)