Meski pemuda-pemudi tersebut juga bekerja di bidang informal, namun mereka juga rela berkorban untuk para pekerja informal lain yang terdampak. Mereka menggalang dana untuk untuk membeli beras, minyak goreng, mi instan dan sarden.
"Kami pekerja informal membantu sesama pekerja informal yang lain. Mereka yang belum beruntung dengan kondisi saat ini. Seperti penjual makanan ringan di sekolah dan tukang becak. Kami ingin membantu mereka dengan upaya kami menggalang dana," ujar Kimmy Chan, salah satu pemilik salon kecantikan di Banyuwangi kepada detikcom, Kamis (16/4/2020).
Kimmy mengaku menggalang dana bersama relawan lain. Selama lima hari, terkumpul dana sekitar Rp 33 juta lebih. Dana tersebut disumbangkan oleh rekan-rekan sejawat dan para donatur lain.
"Selain membagikan sembako, kami juga membeli peralatan tempat tidur yang kami berikan kepada salah satu warga yang sangat membutuhkan," tambahnya.
Untuk penyebaran bantuan ini, kata Kimmy, dilakukan di Kecamatan Banyuwangi, Glagah, Kalipuro dan Licin. Sepanjang jalan mereka juga membagikan bingkisan tersebut kepada pekerja informal seeparti tukang becak, pesapon, dan penjual makanan ringan.
"Alhamdulillah semua tersebar. Mohon maaf tidak bisa banyak, tapi kami spesifik pembagian kepada mereka yang kita nilai terdampak secara ekonomi imbas dari Corona," tambahnya.
Selain bingkisan berupa sembako, para pemuda Banyuwangi ini juga membagikan masker ke pengguna jalan yang tak bermasker. Mereka juga melakukan sosialisasi sosial dan physical distancing.
"Mari kita perangi Corona dengan hidup bersih dan bermasker saat keluar rumah. Tapi lebih baik jika tidak mendesak mending Stay At home," pungkas Kimmy. (iwd/iwd)