Pemkab Pacitan menobatkan Desa Jeruk, Kecamatan Bandar menjadi proyek percontohan penanganan COVID-19. Ini menyusul inisiatif pemerintah desa bersama warga menyediakan rumah karantina mandiri di tiap dusun.
Tidak itu saja, kesadaran warga desa di ujung utara Kota 1001 Gua juga dinilai cukup tinggi. Terbukti tidak sedikit yang sadar melapor saat merasa tak enak badan. Mereka lantas tinggal di tempat karantina hingga kondisinya sehat.
Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 6 unit sesuai jumlah dusun yang ada. Adapun pengelolaannya menjadi tanggungjawab warga di masing-masing dusun. Uniknya lagi, banyak warga yang suka rela mendaftarkan diri untuk diisolasi selama 14 hari.
"Istilahnya kalau di sini karantina sudah jalan sendiri. Masing-masing dusun bertanggungjawab terhadap kesehatan warganya," kata Haris Kuswanto (53), Kepala Desa Jeruk ditemui detikcom, Minggu (12/4/2020).
Awalnya, lanjut Haris, keinginan menyiapkan ruang karantina dilandasi alasan jika desa yang dipimpinnya berada di kawasan perlintasan antarprovinsi. Batas utaranya adalah wilayah Kabupaten Wonogiri, Jateng.
Di sisi lain, cukup banyak warga desa yang berstatus perantau di sejumlah kota besar. Namun ternyata rumah singgah yang sedianya diperuntukkan bagi pemudik, juga banyak dihuni warga setempat yang merasa kurang sehat.
"Jadi warga yang merasa dirinya kurang sehat langsung minta dikarantina. Yang merawat ya keluarganya sendiri. Alhamdulillah, setelah 14 hari ternyata yang bersangkutan sehat dan kembali pulang ke rumah," ungkapnya.
Haris mencatat sedikitnya sudah ada 6 orang warga yang sukses melewati masa karantina. Lingkungan sekitar pun tak keberatan saat mereka kembali ke tempat tinggal semula.
Sementara bagi pemudik, tetap diberlakukan protokol baku. Pemeriksaan kesehatan dilakukan sejak mereka memasuki pos perbatasan. Tim dari desa juga turut bergabung bersama personel posko.
"Seperti kita tahu, perawatan yang paling utama adalah keluarga. Sehingga konsep yang dilaksanakan di (desa) Jeruk ini adalah bagus sekali. Pantas jadi role model," ucap Indartato, Bupati Pacitan berbincang dengan detikcom.
Keakraban antara pasien dan keluarga yang merawat, lanjut Pak In, akan menciptakan suasana nyaman meskipun di tempat karantina. Tentu saja, kondisi seperti itu akan membuat kekebalan tubuh pasien meningkat. Hal tersebut sangat bermanfaat bagi cepatnya penyembuhan.
Sistem kemandirian yang diterapkan di Jeruk, imbuh Indartato, akan direplikasi di kecamatan-kecamatan lain. Di sela kunjungan kerja di posko perbatasan Pacitan-Wonogiri, Indartato bahkan memerintahkan Plt Kadinkes dan Kepala Pelaksana BPBD mempelajari konsepnya.
"Saya sudah minta Pak Hendra (Plt Kadinkes) dan Pak Didik (Kalaksa BPBD) untuk mempelajari. Sehingga nanti bisa kita replikasi di kecamatan lain," tambah Pak In.