Sejak dua pekan terakhir, rumah dinas yang belum ditinggali Gubernur Khofifah sengaja diubah fungsinya dan digunakan untuk posko kendali pemantauan percepatan penanganan pasien corona di Jawa Timur.
"Di sebelah Gedung Grahadi ini ada rumah dinas gubernur yang memang belum saya tinggali. Sudah dua pekan ini kita fungsikan untuk menjadi Command Center, tempat untuk kita mengupdate seluruh perkembangan kasus covid-19 di Jatim. Tujuannya supaya kita bisa melakukan mitigasi bencana non alam wabah covid-19 ini secara lebih terintegrasi," kata Gubernur Khofifah, Minggu (5/4/2020).
Menurut wanita yang juga sempat menjabat sebagai mensos ini, di Command Center Covid-19 secara real time dikontrol dan juga dimonitor perkembangannya mulai ODP, PDP maupun yang sudah terkonfirmasi positif covid-19.
"Posko Command Center Covid-19 ini berbasis 24 jam. Karena hari ini melakukan identifikasi secara real time itu penting agar kita bisa melakukan quick response (respon cepat,red)," tegas Gubernur Khofifah.
Gubernur Khofifah juga menyerahkan bantuan berupa swab kit, Alat Perlindungan Diri (APD), hand sanitizers, serta satu unit handphone atau telepon seluler khusus ke 75 rumah sakit rujukan penanganan covid-19 di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Mengapa telepon seluler atau handphone, Khofifah menegaskan agar Command Center Covid-19 bisa mendapatkan input data real time guna memberikan quick response pada masyarakat. Dalam handphone yang dibagi sudah ada manual koordinasi.
Sehingga handphone tersebut diharapkan menjadi sarana yang memudahkan setiap rumah sakit untuk melaporkan setiap kondisi dan perkembangan kasus covid-19 di tempatnya masing-masing.
"Di handphone yang kami bagikan itu sudah terinstall manualnya. Jadi setiap perkembangan apapun itu yang terkait covid-19 di rumah sakit mereka, kami harapkan setiap rumah sakit tersebut melapor ke kami, ke Posko Command Center Covid-19. Fungsinya banyak, untuk kepentingan pelayanan, tracing maupun best practice ," tambahnya.
Misalnya ada pasien PDP yang membutuhkan rujukan untuk berpindah rumah sakit karena butuh ventilator, atau membutuhkan segera tes swab PCR (Polymerase Chain Reaction), atau dibutuhkan adanya tindakan tertentu yang lain. Maka hal-hal yang semacam ini diharapkan Gubernur Khofifah pihak rumah sakit bisa melapor melalui handphone yang dibagikan tersebut.
"Kalau kami tidak mendapat update dari rumah sakit maka quick response tidak bisa kami lakukan. Padahal kecepatan memberi pelayanan dan penanganan hari ini sangat penting, maka di sini kita ingin update secara realtime," tandas ibu empat anak ini.
Tidak hanya itu, di Gedung Negara Grahadi saat ini juga standby dua unit ambulance. Yang disiapsiagakan bagi kebutuhan penanganan pasien corona. Enam driver pun sudah di training khusus untuk mengoperasikan ambulance tersebut.
Sebab beberapa kali terjadi adanya kendala penyediaan ambulance di rumah sakit untuk mengantar atau menjemput pasien covid-19 maupun untuk jenazah. Termasuk jika ada korban covid-19 yang meninggal dunia dan membutuhkan jasa layanan ambulance, bisa menghubungi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim.
"Dan khusus untuk pemulasaraan jenazah korban covid-19, Pemprov Jatim juga sudah berkomunikasi dengan Perhutani dan sudah disiapkan sebidang tanah khusus untuk pemulasaraan korban covid-19 yang meninggal dunia," tandas Khofifah.
Sementara perkembangan kasus covid-19 di Jatim per hari Sabtu (4/4) diketahui masih 152 kasus positif, 780 PDP dan 10.116 berstatus ODP.
Selain itu juga terdapat penambahan kasus positif corona yang terkonversi negatif atau sembuh sebanyak 2 orang, sehingga total jumlah kasus positif covid-19 yang sembuh di Jatim menjadi 30 orang (19,74%). Sedangkan dari total kasus positif covid-19 di Jatim yang meninggal dunia ada sebanyak 14 orang (9,21%). (fat/fat)