Habisnya Virus Transport Media (VTM) di rumah sakit rujukan corona Kabupaten Mojokerto mengakibatkan Pasien dalam Pengawasan (PDP) tak bisa menjalani tes swab. Akibatnya, para pasien terpaksa harus bertahan lebih lama di ruang isolasi. Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat sedang berupaya untuk mengatasinya.
Yakni RSUD Prof Dr Soekandar di Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto yang saat ini kehabisan stok VTM. Rumah sakit pelat merah ini menjadi rujukan untuk pasien corona di Bumi Majapahit.
Direktur RSUD Prof Dr Soekandar dr Djalu Naskutub mengatakan, saat ini pihaknya merawat 8 PDP corona di ruang isolasi. Dari jumlah itu, hanya 2 PDP yang sudah diambil swab-nya untuk dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.
Sementara 6 PDP lainnya belum bisa dites swab karena stok VTM di tempatnya sedang habis. Tanpa menggunakan VTM, sampel swab tidak bisa dibawa ke BBLK Surabaya. Karena virus corona yang mungkin ada di dalamnya bakal mati sebelum diperiksa di laboratorium.
"Kami sudah berusaha membeli dari rekanan di Jakarta 10 VTM dan mengajukan ke Pemprov Jatim 10, tapi belum datang. Dijanjikan secepatnya, baik pemprov maupun rekanan," kata dr Djalu saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (1/4/2020).
Habisnya VTM, menurut dr Djalu juga menjadi keluhan rumah sakit lainnya yang menjadi rujukan pasien corona. Kondisi ini diperparah dengan proses pemeriksaan sampel swab PDP yang dinilai terlalu lama. Yakni memakan waktu hingga 4-5 hari.
Tak kunjung adanya VTM ditambah lamanya pemeriksaan sampel swab di laboratorium memaksa para PDP untuk betah di ruang isolasi. Karena para pasien tidak diizinkan pulang selama belum ada hasil tes swab.
"Harapan kami sama dengan seluruh rumah sakit rujukan corona, yaitu VTM segera turun, pemeriksaan cepat selesai. Sehingga pasien yang negatif corona segera bisa kami pulangkan," terangnya.
Habisnya VTM dan proses tes swab yang lama juga berimbas terhadap daya tampung RSUD Prof Dr Soekandar. Saat ini seluruh ruang isolasi telah penuh oleh PDP yang tak kunjung bisa diketahui positif atau negatif corona. Sehingga rumah sakit Pemkab Mojokerto ini tidak bisa menerima PDP baru.
"Soal baju APD (Alat Perlindungan Diri) harapan kami pasokan selalu mengalir, utamanya bantuan dari pemerintah," ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dr Sujatmiko mengaku telah mengajukan bantuan VTM ke Pemprov Jatim. Namun, sampai saat ini belum ada kabar kapan alat untuk membawa sampel swab PDP corona itu akan dikirim.
Selain menunggu bantuan Pemprov Jatim, lanjut dr Sujatmiko, pihaknya juga melakukan sejumlah upaya. Salah satunya dengan belanja 4.000 alat rapid test. Menurut dia, rapid test untuk menjaring warga Kabupaten Mojokerto yang dicurigai terinfeksi COVID-19.
Selanjutnya, warga yang terindikasi terjangkit corona akan dites swab. Lantaran terbatasnya VTM dan proses pemeriksaan swab yang lama, pihaknya berencana membeli sendiri peralatan laboratorium untuk tes swab.
"Sehingga tidak perlu lagi kirim swab ke Surabaya. Rencana kami alat tes itu kami taruh di Labkesda milik kami. Kami upayakan secepatnya," tandasnya.
Dinkes Kabupaten Mojokerto mencatat, saat ini terdapat 28 PDP terkait corona. Dari jumlah itu, 16 pasien masih dirawat di rumah sakit. Sementara 12 PDP lainnya, 10 telah dipulangkan karena negatif corona, serta 2 meninggal di rumah sakit tapi negatif corona.