Data yang dihimpun detikcom, ada 10 titik wastafel portabel yang rusak dan hilang. Ulah segelintir orang ini melakukan pencurian mulai keran air hingga tempat sabun antiseptik.
Seperti di Taman Bungkul kehilangan tempat sabun, pasar di kawasan Bulak Banteng kehilangan wastafel, di Pasar Sukolilo kehilangan tempat sabun, di pintu Stadion Gelora 10 Nopember kehilangan keran air, tempat sabun, serta tempat tisu.
Plt Kepala Dinas Cipta Karya Robben Rico membenarkan hal itu. "Kerusakan memang ada, tapi tidak terlalu banyak. Tapi memang kan orang banyak. Jadi posisinya itu pecah, hilang, entah itu patah, itu memang ada," kata Robben kepada wartawan saat ditemui di Balai Kota Surabaya, Rabu (1/4/2020).
Robben menambahkan pihaknya sudah melakukan perbaikan saat menerima laporan dan kerusakan.
"Sudah saya sampaikan kepada teman-teman untuk langsung segera melakukan perbaikan. Dan stoknya sudah kita perbanyak. Contohnya keran di kawasan Pasar Keputran itu patah. Saya sendiri, kalau secara logika, itu besi kok bisa sampai patah. Artinya, penggunaannya kasar atau bagaimana. Tapi intinya kami sudah siap dengan part untuk penggantian," lanjut Robben.
Robben pun mengimbau agar menjaga dan memelihara wastafel tersebut untuk warga Surabaya. Sebab, menurutnya, yang menggunakan bukan hanya warga Kota Surabaya, tapi juga warga di luar yang sedang bekerja di Kota Surabaya.
"Saya mengimbau kepada warga Kota Surabaya, ini barang teman-teman juga. Ini barang yang digunakan untuk kepentingan bersama warga Surabaya. Saya berharap semuanya ikut membantu menjaga ikut merasa memiliki. Itu yang paling penting. Ini kita pasang bukan untuk gaya-gayaan, tapi untuk pelayanan (pencegahan COVID-19)," ungkap Robben.
"Harapannya, semua yang menggunakan bisa dibersihkan. Sampahnya dibersihkan, terutama tisu bekas pakai, agar dibuang di tempat sampah," jelas Robben.
Sementara itu, Robben juga meminta seluruh warga Kota Surabaya, jika mengetahui dan mendapati, khususnya tandon air dan cairan disinfektan pada bilik sterilisasi habis, segera melaporkan ke Pemkot Surabaya.
"Warga bisa melaporkan ke seluruh aplikasi, mulai e-Wadol, sapa warga dan command center 112. Karena kami juga memiliki keterbatasan untuk mengawasi, makanya kami mohon bantuan kepada seluruh warga Kota Surabaya untuk melaporkan," tandas Robben.
(fat/fat)