"VTM dan dacron terbatas untuk swabnya. Kurang (dacron), kalau ada yang donasi mungkin bisa menambah jumlah itu," kata Juru Bicara Satgas Corona RS Unair dr Alfian Nur Rasyid SpP saat dihubungi detikcom, Selasa (31/3/2020).
Saat ini, dacron masih tersedia yang bisa digunakan untuk sepekan ini. Meski keterbatasan alat swab, RS Unair tidak sampai kehabisan stok.
"Dan saat ini belum ada donasi untuk dacron dan VTM. Kita (RS Unair) kekurangan dacron dan VTM," keluhnya.
Menurutnya, saat ini yang menjadi pembahasan adalah keterbatasan alat pelindung diri (APD). Selain APD, Alfian mengatakan alat swab juga menjadi keterbatasan rumah sakit.
"Alatnya harus pesen, harus beli. Isunya kan APD sama rapid test, VTM dan dacron tidak pernah dibahas. Padahal itu penting," ujarnya.
Perlu diketahui, dacron merupakan alat yang memiliki bentuk seperti cotton bud. Cara kerjanya dimasukkan ke dua lubang, yakni hidung dan tenggorokan.
"Ke hidung satu, kemudian dilakukan swab di dinding hidung diambil, kemudian ditaruh di VTM dipotong ujungnya. Satu lagi ambil dari tenggorokan," jelasnya.
"Setelah itu dibawa ke Institute of Tropical Disease (ITD). Hasilnya akan keluar tiga hari setelah pengambilan (swab)," pungkasnya. (fat/fat)